"Dia (Risma) bilang 'sudah Pak tinggal di rumah saya saja'. Ternyata rumahnya di sini (balai)," kata Kastubi.
Pria asli Lampung ini akhirnya dibawa ke balai bersama beberapa penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainya.
Hingga kini, Kastubi masih berada di balai sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Sebelumnya, Kastubi sempat jadi perbincangan warganet setelah ditemui Risma.
Belakangan muncul isu bahwa Kastubi bukanlah pemulung melainkan seorang penjual poster lukisan presiden Soekarno.
Isu itu diunggah akun Twitter @Andhy_SP211, beberapa hari lalu.
"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yg menguntungkan,bisa ikut Drakor tanpa casting pastiny.." kata dia.
Akun tersebut juga mengunggah komentar akun Adhe Idol.
"Kalau yg menghadap ke depan atau yg rambutnya putih/ubanan kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno Menang dia orang PDIP. Lokasi jualanya jln Minang kabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga,” demikian pernyataan Adhe Idol.
Orang berbeda
Penelusuran Kompas.com, pedagang poster yang disebut dalam medsos adalah Doni BK (59).
Saat ditemui, Doni mengaku menyayangkan adanya unggahan yang mengaitkan toko miliknya dengan pemulung yang ditemui Risma.
“Bahwasanya itu pemulung (gelandangan) itu berstatus jual bingkai itu tidak benar. Pedagang aslinya saya,” ujar Doni. (Kompas.com/Walda Marison)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dimasukkan Risma ke Balai Rehabilitasi, Pemulung: Kemerdekaan Hilang"