"Tiba-tiba terdangar suara gemuruh sangat keras. Warga berlarian keluar kompleks," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.
Ia mengatakan, longsor terjadi saat hampir semua warga sedang berada di dalam rumah. Itu sebabnya banyak yang tak berhasil menyelamatkan diri dan tertimbun.
"Wilayah terjadinya longsor memang bertepatan di lereng terbing, dan itu merupakan kompleks perumahan yang sudah banyak di huni banyak warga," kata Asep.
Baca juga: Nyawa Lansia Selamat Setelah Lima Jam Tertimbun Longsor di Sumedang, Danramil Ditemukan Tewas
Baca juga: Korban Meninggal Akibat Longsor di Cimanggung Sumedang Bertambah Jadi 13 Orang, Termasuk Danramil
Ia menduga ada puluhan warga terimbun pada longsor pertama, dan entah berapa lagi pada longsor kedua.
"Ada satu keluarga yang tertimbun dan sampai saat ini belum ditemukan," katanya.
Kengerian juga dikisahkan Hadi (65), yang saat longsor terjadi tengah menonton televisi bersama istri, anak, dan cucunya di rumah.
Saat longsor pertama, kata Hadi, material longsor tidak mengenai rumahnya.
"Saat longsor pertama anak, cucu, istri masih ada di rumah, warung juga masih buka, kan di rumah buka warung juga," ujarnya.
Namun, saat hari mulai gelap, tiba-tiba kembali terdengar suara gemuruh.
"Saya cepat-cepat menyuruh keluarga keluar dari rumah. Warung langsung tutup, yang penting nyawa semua keluarga selamat," ujarnya.
Hadi mengaku sangat bersyukur, ia dan semua keluarganya luput dari maut, meski separuh rumahnya hancur dan terkubur.
"Sekarang kami tinggal dulu di rumah tetangga karena takut," ujarnya.
Baca juga: Bencana Tanah Longsor di Sumedang, Danramil Ikut Tewas Tertimbun, Ratusan Warga Mengungsi
27 Orang Masih Dicari
Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansah, mengatakan sebanyak 13 orang, tiga di antaranya petugas, meninggal dalam longsor ini.