TRIBUNNEWS.COM -- Kabar Capt Didik Gunardi menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air terus terkirim di sejumlah grup whatsapp sejak kabar pesawat itu hilang kontak di Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Teman-teman SMA Didik masih ada yang belum percaya, namun rata-rata pasrah dan mendoakan.
Sejatinya Didik adalah pilot Nam Air, di dalam pesawat Sriwijaya Air PK-CLC nomor penerbangan SJ-182 tersebut ia adalah penumpang ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Rencananya dari Bandara Supadio Pontianak ia akan mengawaki pesawat Nam Air kembali ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Salah satu teman Didik, Pipin Rokhmat mengaku kaget dapat kabar nama Didik masuk dalam daftar manifes Sriwijaya Air SJ-182.
Baca juga: Tim DVI Periksa 3 Sampel Primer Untuk Mudahkan Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ182
Pipin adalah salah satu teman akrab Didik saat sekolah di SMAN 1 Pemalang, Jawa Tengah.
Hingga sebelum kecelakaan, keduanya masih sering berkomunikasi menanyakan kabar masing-masing.
"Belum lama beliau berkabar WA saling menanyakan keadaan. Masih berharap dan mendoakan capt pilot Didik Gunardi," demikian tulis Pipin di akun Facebooknya.
Sementara Nita Damayanti mengaku dua tahun satu kelas dengan Didik menyatakan, ia adalah pribadi yang pandai dan sangat disiplin.
Baca juga: Tim DVI Polri Kerja Sama dengan Dukcapil Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ 182
Ia juga sangat akrab karena rumahnya karena sering satu angkot saat pergi ke sekolah.
Meski rumah mereka beda kabupaten, Nita tinggal di Comal Pemalang, Didik Tinggal di Kesesi Pekalongan, namun secara geografis letaknya berdekatan.
Nita menceritakan, Didik adalah pelajar yang patuh pada aturan sekolah dan sempat jadi ketua kelas.
"Tak mau menyalahi aturan, dulu jaman SMA anak-anak sampe pada sebel sama dia. Kelas lain pada bolos, pulang berjamaah pas gak ada pelajaran, jam kosong, dia gak mau sendiri. Bikin ga kompak. Tapi pas lulus, dia sempat mengaku kenapa gak nakal ya," ujarnya.
Baca juga: Detik-detik Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Warga Dengar Dentuman Keras, Kaca Rumah Bergetar
Sementara teman satu kelas Didik lainnya, Samuji mengaku Didik adalah pelajar yang pintar dan sempat menjadi atlet sprinter 100 meter mewakili SMAN 1 Pemalang.
Samuji menceritakan, kendati ia berasal dari kampung namun tidak pernah minder di SMA unggulan tersebut.
"Meskipun beliau bukan orang kota tapi penampilannya PD. Karena mungkin beliau anak kepala desa," ujarnya.
Pada intinya Didik disebut sebagai pribadi yang baik.
Berharap ada keajaiban
Sementara saat Tribunjateng.com, datang ke rumahnya terlihat sejumlah warga dan keluarga besar berdatangan setelah mendapatkan kabar tersebut.
Terlihat pula Kepala Desa Sirnahan Keswanto bersama perangkat desa, juga datang untuk memastikan informasi tersebut.
Selain itu, dari informasi Didik merupakan anak mantan kepala desa Sirnahan.
Inda Gunawan (58) kakak kandung Didik menceritakan, ia mendapatkan informasi kabar adik kandungnya menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, pada hari Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.
"Saya dapat informasi kabar itu dari istri Didik yang bernama Ari Kartini.
Memang benar adiknya berada di daftar manifest pesawat Sriwijaya Air."
"Informasi yang diterimanya adiknya mau mengambil pesawat yang ada di Pontianak," kata Inda Gunawan kepada
Tribunjateng.com, Minggu (10/1/2021) siang.
Menurutnya, kabar yang diterima hingga saat ini adiknya belun ditemukan.
"Dari kabar istirnya Didik, sampai saat ini adiknya belum ditemukan," ujarnya.
Saat menceritakan adik kandungnya, Inda Gunawan selalu meneteskan air mata.
Adiknya merupakan pilot Nam Air yang menjadi penumpang di Sriwijaya Air.
"Seakan-akan saya tidak percaya informasi tersebut, kalau Didik adik kandung saya paling bontot menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air," imbuhnya.
Ia berharap ada keajaiban dalam musibah ini.
"Harapan kita mudah-mudahan ada keajaiban, meskipun sepertinya tidak mungkin.
Tapi itu sudah rencana Allah SWT semoga yang terbaik untuk kita semua," harapanya.
Gunawan menambahkan, rencananya sore ini keluarga akan ke rumah adiknya yang ada di Perum Grand Bekasi.
"Sore ini, rencananya kami keluarga akan berangkat ke Bekasi," tambahnya. (Hendra Gunawan/Tribun Jateng)