News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dahsyatnya Longsor di Sumedang, 24 Ditemukan Tewas, 16 Lagi Dicari, Lokasi Kini Bau Menyengat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Evakuasi korban longsor di Cimanggung, Sumedang.

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG -- Diperkirakan sedikitnya 40 orang warga di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat jadi korban tanah longsor ada Sabtu (9/1/2021).

Hingga Kamis (14/1/2021) sudah 24 korban yang ditemukan setelah pada hari ini sebanyak tiga jasad ditemukan dala reruntuhan tanah.

Masih ada 16 orang lagi yang dilaporkan hilang, dan diperkirakan mereka masih tertimbun

Berdasarkan laporan wartawan TribunJabar.id, longsor terjadi dua kali.

Longsor pertama yang dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil terjadi pada pukul 16.00 WIB.

Baca juga: Tiga Jasad Ditemukan di Lokasi Longsor Cimanggung, Korban Tewas Sudah 24 Orang

Sementara itu, longsor susulan terjadi pada pukul 19.30 WIB.

Banyaknya korban ini akibat adanya salah satu keluarga yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan.

Diperkirakan ada puluhan orang yang berada di dalam tenda yang diterjang longsoran.

Danramil Kecamatan Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang turut menjadi korban meninggal.

Mereka meninggal dalam longsor susulan.

Wartawan TribunJabar.id telah melihat lokasi longsor tersebut.

Baca juga: 26 Warga Masih Dinyatakan Hilang Pascalongsor Sumedang

Berdasarkan pantauan di lokasi, tanah longsor di tebing setinggi 20 meter dan lebar 40 meter membuat 14 rumah warga rusak berat.

Sejumlah rumah bahkan masih tertimbun oleh material longsor tesebut.

Asep (40), warga sekitar, menceritakan detik-detik peristiwa longsor yang terjadi pada pukul 16.00 WIB.

Dia mengatakan, ketika itu cuaca sedang hujan deras.

Tiba-tiba, longsor pun menerjang belasan rumah.

Warga mendengar suara gemuruh yang cukup keras.

Baca juga: Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian 24 Orang yang Tertimbun Longsor Sumedang

"Saat itu warga yang berada di lokasi berlarian keluar kompleks," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Lebih lanjut Asep menjelaskan, sebagian warga sedang berada di dalam rumah.

Dari sejumlah warga itu, ada sebagian yang berhasil menyelamatkan diri, ada juga yang langsung terjebak hingga tertimbun.

"Wilayah terjadinya longsor memang bertepatan di lereng terbing, dan itu merupakan kompleks perumahan yang sudah banyak dihuni banyak warga," ujar Asep.

Baca juga: Operasi SAR Hari Keempat Longsor Sumedang Dibagi 3 Sektor

Kehilangan 8 Keluarga

Kesedihan mendalam dirasakan Riswan (30) akibat terjadinya tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Riswan kehilangan delapan anggota keluarga yang tertimbun tanah longsor susulan.

Dengan terbata-bata menahan sedih, Riswan mengatakan, delapan anggota keluarganya hingga saat ini belum ditemukan.

Didampingi Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Mensos Risma menyerahkan bantuan sebesar Rp 15 juta kepada masing-masing keluarga korban bencana longsor di Kampung Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada Minggu (10/9/2021) malam. TRIBUNNEWS.COM/IST (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Ketika ditanya siapa saja yang hilang, Riswan tak kuasa menjawab.

"Ada delapan orang keluarga saya yang sampai saat ini belum ditemukan," ujar Riswan kepada Kompas.com di sekitar lokasi longsor menanti informasi terkait evakuasi keluarganya, Minggu (10/1/2021) sore.

Sedang siapkan pesta pernikahan

Riswan menuturkan, saat kejadian, keluarganya tengah mempersiapkan acara pernikahan di dalam rumah.

Rencananya, akad dan resepsi pernikahan akan dilangsungkan Minggu (10/1/2021).

Riswan mengatakan, saat kejadian longsor pertama sekitar pukul 15.30 WIB, seluruh anggota keluarganya sebenarnya sudah keluar dari rumah.

"Tapi kembali masuk karena masih ada tamu yang datang. Sebagian lainnya ada yang sedang merias ruangan. Tapi semuanya kembali masuk ke rumah setelah longsor pertama itu," tutur Riswan.

Sehingga, kata Riswan, ketika longsor kedua terjadi sekitar pukul 18.45 WIB, sebanyak delapan orang anggota keluarganya tak sempat menyelamatkan diri.

"Ya, semuanya di dalam rumah," ujar Riswan menahan tangis.

Riswan berharap, semua keluarganya ini dapat segera ditemukan tim SAR gabungan.

Deti kehilangan adik dan tiga keponakan

Warga lainnya, Deti Siagian (41), mengaku kehilangan adik dan tiga orang keponakannya.

Deti mengatakan, adiknya Mersi Siagian (39), dan ketiga keponakannya Rosa Arga Pasaribu (13), Alvaro Pasaribu (6), dan Boston Pasaribu (1) tengah berada di dalam rumah saat longsor terjadi.

"Rumah adik saya berada paling atas, sudah enggak ada kabar sejak longsor pertama. Saat kejadian, di rumah itu ada adik dan anak-anaknya, suaminya lagi kerja," ujar Deti.

Deti berharap, dalam kondisi apa pun ditemukannya, tim SAR dapat segera menemukan anggota keluarganya ini.

"Kami pasrah, yang penting adik dan ketiga keponakan saya itu bisa segera ditemukan. Dalam kondisi apa pun itu," kata Deti.

Bau menyengat

Jasad para korban diduga masih tertimbun di lokasi hajatan yang terkubur saat longsor menerjang Kampung Bojongkondang, Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Tim SAR gabungan masih kesulitan melakukan evakuasi.

"Kondisi tanahnya seperti bubur. Kita harus hati-hati," ujar ujar Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah, di lokasi longsor, Rabu (15/1).

Hingga hari ke-5 pencarian, kemarin, 19 korban sudah berhasil ditemukan dan dievakuasi.

Tiga jenazah ditemukan, kemarin.

Pertama, pukul 09.00 pagi. Dua lainnya ditemukan sekitar pukul 15.00.

"Ada 21 korban lagi yang belum ditemukan," ujar Deden.

Deden mengatakan, dugaan ada banyak korban yang masih tertimbun di titik lokasi hajatan didasarkan pada kesaksian warga.

Saat longsor terjadi, Sabtu (9/1), lokasi tersebut sedang dipenuhi banyak orang yang sedang mempersiapkan hajatan, yang rencananya digelar Minggu (10/1).

Dugaan ini diperkuat dengan mulai munculnya bau yang menyengat di sekitar lokasi.

Terlebih saat satu per satu puing-puing di area tersebut mulai disingkirkan.

"Harapan kami ada banyak (jenazah) di situ. Karena di situ akhir dari lemparan longsoran banyak ditemukan korban yang masih dalam pencarian ini," ujarnya.

Pada pencarian kemarin, tim SAR Gabungan juga kembali menemukan body part (potongan tubuh) yang diduga milik korban.

Ini body part kedua yang ditemukan petugas. Body part pertama ditemukan sehari sebelumnya.

Kasubbid Dokpol Biddokes Polda Jawa Barat AKBP Maman Wiratman mengatakan, untuk body part yang ditemukan pertama panjangnya 103 sentimeter dengan lebar 20 sentimeter.

"Kemudian kita identifikasi dan karena kondisinya potongan, maka kita kerjasama dengan Muspika setempat untuk dikuburkan," ujarnya saat ditemui Puskesmas Sawahdadap, Rabu (13/1).

Body part kedua, kata Maman, memiliki panjang sekitar 102 sentimeter, lebar 19 sentimeter, dan tebal 4,5 sentimeter.

Keduanya sudah ada dalam penanganan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Polda Jabar agar diketahui identitasnya.

"Kami sudah ambil sampel 28 DNA, kemudian jika terindentikasi kita akan serahkan kepada keluarga," kata Maman.

Tim DVI diperkirakan membutuhkan waktu 10 hari untuk mencocokkan sampel DNA keluarga korban longsor dengan dua body part ini.

"Kalau DNA-nya sama berati satu potongan tubuh," kata Maman.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jabar memperkirakan, curah hujan di Kabupaten Sumedang masih cukup tinggi dalam beberapa hari ke depan. Ini, ujarnya dapat menyulitkan proses evakuasi.

"Tentu ini akan sangat menghambat evakuasi korban karena tanah di atas masih benar-benar licin," ujar Koordinator Data dan Informasi, BMKG Jabar, Hari Saputro, ditemui di Posko Bencana, Cimanggung, kemarin.

Itu sebabnya, kata Hari, jika sore hari kondisi cuaca sudah mendung, maka evakuasi harus dihentikan terlebih dahulu karena ditakutkan terjadi longsor susulan.

"Terlebih di sebelah barat lokasi longsor sudah terjadi retakan," kata Hari.

Selain karena curah hujan yang tinggi, longsor di Cimanggung, Sabtu, diduga disebabkan alih fungsi lahan yang menyalahi ketentuan.

Dua kompleks perumahan di sana dibangun di lereng yang gembur dengan kemiringan yang tinggi. Polisi sudah turun tangan menyelidiki hal ini.

24 Ditemukan, Tersisa 16 Orang

Pada Kamis (14/1/2021) Tim SAR kembali menemukan tiga jasad korban tanah longsor.

Ketiganya ditemukan di sektor satu atau lokasi tenda hajatan yang sebelumnya diprediksi bahwa di lokasi tersebut banyak korban yang tertimbun longsor.

Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah, mengatakan, hingga pukul 13.00 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan ketiga korban tersebut dalam keadaan meninggal dunia di sektor satu.

"Pukul 09.00 WIB Tim menemukan korban berjenis kelamin laki laki dalam keadaan meninggal dunia atas nama Yayat (42)," ujar Deden dalam keterangannya.

Selanjutnya, kata Deden, pada pukul 12.35 WIB tim SAR gabungan juga kembali menemukan korban berjenis laki-laki bernama Syarif (22).

"Lalu, pada pukul 12.51 WIB ditemukan kembali korban berjenis kelamin laki-laki bernama M Yusuf (13). Selanjutnya ketiga korban di bawa ke Puskesmas Sawah Dadap," katanya.

Dengan demikian, jumlah korban meninggal dunia akibat korban longsor tersebut mencapai 24 orang, dan korban dalam pencarian yang diduga masih tertimbun longsor tersisa 16 orang.

Dalam pencarian kali ini, Tim SAR gabungan menggunakan 3 unit alat berat, 7 unit alkon, peralatan ekstrikasi, peralatan komunikasi, peralatan medis dan APD personel.

"Unsur yang terlibat sebanyak 668 personel yang terdiri dari Basarnas Bandung, BPBD Jabar dan Sumedang, Tim DVI Polda Jabar, TNI/POLRI, PMI Jabar, Dinkes Sumedang, Potensi SAR Jawa Barat dan Potensi SAR Jawa Tengah," ucap Deden.

(Tribun Jabar/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini