Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung dan mengikuti arahan dari BNPB/BPBD setempat.
Kesaksian Warga
Sementara itu seorang karyawan Ace Hardware Mantos, Ivana, mengatakan, gelombang tinggi di pantai itu sudah terjadi sejak sore hari.
Namun, karena saat itu air belum sampai meluap ke jalan dan pertokoan, para pengunjung tak memedulikannya.
Dilansir Kompas.com dari Tribun Manado, semakin malam, air tersebut diketahui mulai masuk dan kian meninggi.
Baca juga: Bicara Sadar Bencana dan Pro Lingkungan Jadi Konsep Pembangunan, Hasto Contohkan Kantor PDIP Yogya
Mengetahui hal itu, para pengunjung histeris dan mulai panik ingin menyelamatkan kendaraannya.
"Ini yang bikin panik pengunjung karena sudah banyak air di pintu masuk, jadi banyak yang keluar ke parkiran," kata Ivana.
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Firdaus, Sonny Broo, mengatakan, akibat terjangan gelombang tinggi itu, sebanyak enam perahu nelayan rusak parah.
Bahkan, beberapa perahu diketahui hingga terseret ke area parkir tempat makan. Gelombang tinggi tersebut, kata dia, jarang terjadi di pantai tersebut.
“Seingat saya, sejak 1974, baru sekarang ini yang paling parah," kata Sonny.
"Ombak sudah bisa lebih dari empat meter tingginya. Beberapa perahu kami rusak ringan dan masih bisa diperbaiki dengan biaya Rp 600.000, tapi enam yang rusak itu sudah tidak terselamatkan,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gelombang Mirip Tsunami Terjang Pantai di Manado, Ini Kesaksian Warga dan Penjelasan BMKG", Klik untuk baca: .
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Tribun Manado)