Bahkan kebutuhan penanganan kebencanaan habis saat banjir menerjang Desa Wonoasri, Sidodadi, dan Curahnongko Kecamatan Tempurejo, Kamis (14/1/2021) pekan lalu.
Baca juga: Risma Akui Bantuan Logistik Terlambat karena Akses Jalur Utama Makassar - Mamuju Terputus
Sembako tidak ada dan kebutuhan penunjang untuk dapur umum tidak ada.
Bahkan kasus lipat dan selimut untuk pengungsi merupakan barang terakhir di gudang BPBD Jember.
Alhasil, penanganan banjir, terutama di desa terdampak paling parah, Desa Wonoasri, 'tertatih-tatih'.
Dapur umum Tagana Dinas Sosial baru berdiri Jumat (15/1/2021) malam, dan beroperasi keesokan harinya.
Di sisi lain, bantuan dari donatur untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Jember memang terus mengalir.
Bantuan ke posko penanganan banjir Desa Wonoasri sudah terlihat banyak dari beragam elemen dan masyarakat di Jember.
Pemkab Jember sendiri tidak bisa mengeluarkan anggaran karena tidak adanya payung hukum untuk APBD Jember tahun 2021.
Para relawan dan petugas dari sejumlah elemen bergotong royong menangani banjir, sejak dari masa darurat sampai pasca banjir.
Karenanya, Risma memuji penanganan banjir di Jember di tengah keterbatasan yang ada.
"Penanganan banjir di Jember sudah bagus, tersinergi."
"Bantuan mengalir karena tidak ada kendala transportasi," ujar Risma.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kunjungi Korban Banjir, Mensos Risma sampai Ikut Bungkus 3000 Nasi Bantu Relawan, Tampak Telaten, .
(Tribunjatim.com/Alga)