Tiga hari sebelum meninggal, Suryani mengaku sempat menjenguk suaminya di ruang ICU.
Kala itu sang suami sempat minta untuk dibawakan ponselnya, agar bisa melihat foto-foto anak semata wayangnya.
"Dia minta dibawakan HP, katanya biar bisa liat foto anaknya, dia sayang sekali dengan anaknya."
"Tangan saya juga dicium-cium, katanya jangan khawatir dia pasti sembuh, tapi kondisinya sudah semakin drop, firasat saya sudah jelek."
"Sampai akhirnya dia meninggal, saya tidak sempat melihat dia lagi," tutur Suryani sembari mengusap air matanya.
3. Pekerja restoran di Kuta
Suryani juga menjelaskan, suaminya sebelumnya bekerja di salah satu restoran yang ada di kawasan Kuta.
Sementara Suryani bekerja sebagai tenaga terapis di Denpasar.
Namun karena pandemi covid-19, keduanya terpaksa dirumahkan.
Praktis pasutri malang tersebut kehilangan mata pencaharian.
Termasuk dengan jaminan kesehatan, tidak lagi ditanggung oleh perusahaannya.
"Selama dirumahkan kami tidak punya uang. Makanya selama tujuh bulan suami saya sakit, tidak bisa berobat ke dokter."
"Minta bantuan ke desa biar punya KIS PBI, sudah diproses, tapi sayangnya KIS-nya baru bisa dipakai bulan Februari nanti," jelasnya.
4. Utang biaya perawatan Rp 17 juta