Ia satu dari sejumlah warga yang turut membantu melepaskan korban dari rahang buaya.
Asgawi bilang, awalnya mereka mendapat informasi bahwa ada anak-anak yang melihat buaya di sekitar sungai menuju muara.
“Katanya, buaya itu membawa sesuatu seperti sampah di mulutnya," urai Asgawi.
Saat proses penyusuran sungai itulah, warga melihat ekor buaya yang cukup besar.
Warga yang sudah membekali diri dengan alat setrum langsung menyentrum buaya sehingga tubuh Sugiarti dilepaskan.
"Pas kita lihat itu buaya langsung kita kejar, dan terus disetrum. Karena tidak tahan akibat kesetrum listrik tadi akhirnya korban dilepaskan dari gigitannya," ujarnya.
Begitu tubuh Sugiarti yang sudah tak bernyawa lepas, warga langsung menariknya dan membawa ke perahu.
Dari arah buaya, diduga hewan melata itu akan membawa tubuh korban ke muara.
“Kami menyebutnya lubuk,” kata warga.
Baca juga: Cerita Ibu-ibu Tewas Terseret Buaya di Depan Anaknya di Bangka Barat, Dibawa Berputar-putar Kolam
Di lubuk itulah sarang buaya. Belum diketahui jenis buaya tersebut.
Hardi, suami korban saat dikonfirmasi Tribun menuturkan, sebelum menghilang istrinya sempat mengeluh sakit perut dan ingin buang hajat.
"Rencananya pagi ini mau mengantar anak saya ke pondok di Jambi. Jadi istri saya buat jajanan untuk sangu anak saya, karena kebelet sakit perut dan ke belakang itulah terakhir saya lihat istri saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Saat kejadian, adik korban sempat mendengar teriakan dan suara sesuatu terhempas ke air.
Namun si adik tadi tidak mengetahui jika kakaknya saat itu berada di belakang (sungai) sedang buang hajat.
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Buaya Bawa Jenazah Sugiarti, Terlepas Setelah Disetrum Warga