Tiga hari awal dirawat, dirinya mulai merasakan efek gejala sakit dari virus berbahaya ini.
Yang ia rasakan layaknya seperti sakit tipes, demam, sesak napas, dan badanya ngilu seperti dilindas sesuatu.
Di hari ke empat, puncak terparah dari virus ini mulai ia rasakan.
Sesak napas semakin parah, hingga terkapar di kamar mandi ruang tempat dirinya di isolasi.
"Bayangin yang saya rasakan, ibarat kita mendaki Gunung sampai puncak hingga susah napas, terus tiba-tiba mulutmu ditutup. Coba rasain. Begitu sudah yang saya rasakan," tuturnya.
Bahkan ia mengaku dirinya sempat merasa akan meninggal, lantaran napas yang terlalu sesak dan kaki tak bisa bergerak berjalan.
Sekira 15 menit waktu yang dihabiskan untuk bersandar pada dinding kamar mandi sebelum ia keluar.
"Saya melangkah keluar WC saya setengah jam hanya untuk tiga langkah. Setelah keluar saya sudah tidak bisa berjalan lagi. Kemudian perawat datang membantu, dalam keadaan saya sudah tidak bisa bicara," ujarnya.
Baca juga: Marco Panari Meninggal Mendadak, Manajemen Tegaskan Bukan Karena Covid-19
Berhasil Sembuh
Berkat perawatan intensif dari pihak rumah sakit, kondisinya mulai membaik hingga di hari ke enam.
Bahkan kadar oksigen dalam darahnya pun merangkak naik hingga 94 persen.
"Saturasi (kadar oksigen) saya pelan-pelan naik, sampai 94, mungkin karena saya rajin olahraga serta makan-makanan yang sehat. Apa aja saya makan. Saya paksa pokoknya," luasnya.
Pun hari ke tujuh, ia akhirnya Ibnu (51) dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
"Hari ketujuh saya sudah pulih, lalu hari ke delapan saya balik kerumah," pungkasnya.