Hanik menerangkan, dengan demikian saat ini ada dua kubah lava di lereng Merapi yang mengarah ke barat daya dan satu lagi di tengah kubah lava.
Ia menjelaskan, yang mengakibatkan hal ini adalah aktivitas Gunung Merapi saat ini yang membentuk suatu bidang dike, yang menjadi tempat keluarnya magma.
"Kalau diibaratkan saat ini (bentuknya) seperti buku, bentuk tempat aktivitas keluarnya magma ini melebar. Hal ini diketahui dari data hiposenter. Itu memang sejak November dan Desember ada pelebaran hiposenter," terangnya.
"Ujung yang sebelah kiri menembus ke kubah lava 1997, ujung yang sebelah kanan menembus di kubah lava yang ada di tengah. Masih satu area, namun titik lemahnya ada di dua ujung itu tadi," sambung Hanik.
Adapun kecepatan pertumbuhan kubah lava saat ini, menurut Hanik, masih di bawah rata-rata Merapi.
Sementara itu, berdasarkan laporan pengamatan Gunung Merapi minggu ini (29 Januari-4 Februari 2021) awan panas guguran terjadi sebanyak 1 kali dengan jarak luncur 600 m arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 25 mm dan durasi 100 detik.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.
Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.
Baca juga: Batu-batu Jumbo dan Panas Berguguran dari Puncak Barat Daya Gunung Merapi
Tinggi asap maksimum 100 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 31 Januari 2021 pukul 09.30 WIB.
Hanik menuturkan, dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali awan panas guguran (AP), 31 kali gempa Fase Banyak (MP), 574 kali gempa Guguran (RF), 14 kali gempa Hembusan (DG), dan 8 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," ungkapnya.
Sementara, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
Selain itu, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 111 mm/jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada 29 Januari 2021.
Menurut Hanik, dilaporkan adanya penambahan aliran di Kali Boyong pada 3 Februari 2021.