Sugeng melanjutkan ciri-ciri terduga berkulit hitam, rambut pendek ikal, berkumis, tinggi badan kurang lebih 160 cm.
Penyebab terduga lompat ke aliran Sungai Bengawan Solo diduga depresi.
Dia menderita sakit paru-paru yang sudah lama.
Dari hasil keterangan pihak keluarga, dua pekan lalu terduga berbicara dengan sang anak apabila tidak segera dijenguk saudara di Purwodadi akan menceburkan diri.
"Dua pekan lalu terduga ngomong ke anaknya kalau saudara yang di Purwodadi tidak menjenguk terduga menceburkan diri ke sungai," kata Sugeng.
Guna mencari korban, Sugeng mengaku sudah menerjunkan team TRC BPBD Sragen untuk melakukan kaji cepat (assesment). Saat ini dilakukan pencarian di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo Khususnya di Daerah Sragen.
Dalam pencarian ini sementara ada 23 personil yang bergabung, yakni dari BPBD Sragen, Polri, SAR MTA, Sar Poldes, Rapi dan Senkom.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601.
(Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ancaman Mbah Pardi Loncat ke Bengawan Solo Terbukti, Gara-gara Tak Dijenguk Sanak Purwodadi