TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Hingga saat ini polisi masih mendalami temuan bukti-bukti yang didapat di lapangan dan di tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan keluarga ki Dalang Anom Subekti di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Sejumlah petunjuk berupa bukti baru ditemukan polisi. Sang pelaku, Sumani, juga sudah ditangkap namun polisi masih mendalami motif sebenarnya aksi pembantaian keji tersebut.
Sebelumnya, polisi mengetahui Sumani telah mentransfer uang senilai Rp 8 juta ke rekening atas nama Ratna Sari Dewi.
Mengenai hal ini, polisi masih melakukan upaya penyelidikan lebih lanjut.
Sumani melakukan aksi pembunuhan kejinya terhadap keluarga dalang pewayangan tersebut Rabu (3/2/2021) malam antara pukul 21.00 hingga 24.00 WIB.
Sumani sempat bertamu ke rumah Anom Subekti dan menyatakan maksud ingin membeli peralatan gamelan.
"Tersangka bertamu dan disuguhi kopi. Dari cangkir kopi itu kami mendapatkan sidik jarinya," kata dia.
Ahmad Luthfi menyebut, Sumani melakukan pembunuhan dengan benda tajam dan benda tumpul.
Baca juga: Anak Dalang Ki Anom Subekti Menangis saat Tahu Pembunuh Keluarganya Orang Dekat: Saya Tak Mengira
Benda tajam berupa arit sudah diamankan oleh polisi sebagai barang bukti. Namun, benda tumpul yang digunakan pelaku hingga saat ini belum ditemukan.
Setelah melakukan pembunuhan, Sumani membawa pulang perhiasan emas berupa cincin, gelang, dan anting dari para korban.
Baca juga: 7 Fakta Lengkap Pembunuhan Dalang Ki Anom Subekti dan Keluarga, Ternyata Sempat Bertamu di Sore Hari
Selain itu, ia juga membawa uang sebesar Rp 13,1 juta.
"Akibat perbuatannya, tersangka diancam hukuman mati atau penjara seumur hidup," tandas Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Hingga kini petugas belum bisa menginterogasi Sumani sang pelaku, karena kondisi tersangka saat ini juga masih kritis.
Sumani minum racun serangga atau pestisida sebelum ditangkap oleh aparat, dan saat ini sedang menjalani perawatan.
Empat orang yang jadi korban kekejamannya adalah Dalang Anom Subekti (60) dan istrinya Tri Purwanti, serta anaknya Alfitri, dan cucunya Galuh (10).
Karena hal itu tersangka saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Turusgede, Raslim mengatakan Anom Subekti dikenal tidak memiliki masalah dengan masyarakat sekitar.
Sementara pada malam hari sebelum ditemukan meninggal, tak ada tanda-tanda mencurigakan.
Letak kediaman Anom yang agak jauh dari lingkungan sekitar juga membuat warga tidak mengetahui apakah korban sempat berteriak minta tolong.
"Ya ini agak jauh dan termasuk permukiman baru. Kalau ada apa-apa, enggak terdengar memang," terang dia.
Jenazah Anom Subekti ditemukan oleh asisten rumah tangga pada pukul 06.30 WIB. Keempat jenazah ditemukan tergeletak tak bernyawa di tempat tidur.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan otopsi terhadap korban.
Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre mengatakan adanya tanda-tanda penganiayan pada tubuh korban.
"Untuk saat ini, korban dari hasil olah TKP korban dinyatakan ada penganiayaan," kata Rongre di tempat kejadian, Kamis.
Polisi menduga, pembunuhan dilakukan lebih dari satu orang. Hal ini terungkap dari sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre mengatakan para korban diduga dibunuh saat tidur.
"Dugaan pembunuhan yang dilakukan dengan kekerasan penganiyaan dari hasil olah TKP menunjukkan, keempat korban ini dianiaya, terbukti dengan adanya lebam di tubuh korban yaitu di kepala, dan keempat korban ini hampir sama lebamnya di kepala, mengeluarkan darah dari hidung dan mulut," ungkap Rongre kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).
Pelaku Ketakutan dan Minum Racun
Sebelumnya, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, Sumani sudah ditetapkan jadi tersangka kasus tersebut.
"Bukti-bukti dari identifikasi saintifik telah cukup bagi kami untuk menetapkan Sumani sebagai tersangka," kata dia, Kamis 11 Februari 2021.
Tersangka, kata Ahmad Luthfi belum bisa diminta keterangan lebih lanjut. Sumani kini sedang dirawat di ICU RSUD setempat.
Ahmad Luthfi mengatakan, Sumani ketakutan diburu polisi. Sumani diduga ingin bunuh diri. Caranya dengan meminum pestisida atau racun serangga.
Pembunuhan disebut dilatarbelakangi dendam lantaran tak ada barang yang hilang.
Mendiang Ki Anom Subekti selama ini juga dikenal sebagai pencipta lagu asal Rembang, Jawa Timur.
Salah satu lagu yang diciptakan berjudul Rembang Indah yang sempat populer tahun 1990.
Selain itu Anom dikenal sebagai seorang seniman sekaligus berbisnis gamelan yang berkecimpung di seni pedalangan.
Anom juga tercatat sebagai penasihat di Persatuan Pedalangan Indonesia Rembang dan ia memiliki sanggar bernama Pedepokan Seni Ongko Joyo.
Lokasi Padepokan Seni Ongko Joyo berjarak 300 meter dari jalan Blora-Rembang dan terletak jauh dari permukiman sekitar.
Padepokan tersebut biasa digunakan sebagai tempat orang berlatih gamelan.
"Pak Bekti (pencipta lagu) Rembang Indah. Populer pas zaman radio RSPD Rembang," ujar seniman dan dalang Sigid Arianto, Jumat (5/2/2021).
Sigid mengajak warga Rembang mengenang kembali sosok Anom dengan melestarikan karya legendarisnya.
"Satu-satunya jalan ya kita putar lagunya Rembang Indah gitu, itu karya beliau yang nyata," ujar dia.
Pendiri sanggar seni Padepokan Ongko Joto Anom dikenal sebagai seorang seniman sekaligus berbisnis gamelan, namun juga berkecimpung di seni pedalangan.
"Dia itu ketoke (sepertinya) hanya jual beli gamelan, yang jelas awalnya menyewakan gamelan. (Profesi dalang) arang-arang (jarang-jarang). Dia kan kan penasihat di Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Rembang," kata Sigid.
Anom, sebutnya, memiliki sanggar bernama Padepokan Seni Ongko Joyo yang bebas digunakan untuk kegiatan seni budaya.
"Pak Bekti itu orangnya baik memberi nasehat, mernah-mernahke konco-konco dan orangnya fleksibel, sanggarnya bebas untuk latihan siapa saja, karawitan bebas, enggak bayar, disediakan gamelan pendopo, untuk kegiatan warga Rembang," terang dia.
Tribun Jateng melansir, dalang lainnya Ki Dalang Gondrong menilai sosok Anom Subekti sebagai dalang yang serba bisa.
Anom disebut menguasai berbagai kesenian tradisional seperti wayang kulit, wayang wong hingga ketoprak.
Tak hanya itu, Anom Subekti dikenal sebagai seniman yang suka berorganisasi dan aktif berkesenian. Selain di Dewan Kesenian dan Pepadi Rembang, almarhum juga tergabung di Lembaga Pembina Seni Pedalangan Indonesia (Ganasidi).
Anom diketahui pernah berdinas di Departemen Penerangan di era Presiden Soeharto.
"Beliau juga pedagang. Main gamelan bisa, bikin dan jual gamelan juga bisa. Gamelan yang saya pakai juga dari beliau," tutur Ki Gondrong, seperti dilansir dari Tribun Jateng.
Pembunuhan
Ki Anom Subekti bersama tiga anggota keluarganya ditemukan tewas di kediamannya, Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kamis (4/2/2021) sekira pukul 06.30 WIB.
Tiga anggota keluarga yang juga ditemukan tewas bersamanya ialah istrinya, Tri Purwati (53); putrinya, AS (12); dan cucunya, GLK (10).
Mereka tewas dengan luka lebam dan pendarahan di area kepala.
Hasil autopsi dari Tim Forensik Polda Jateng menunjukkan bahwa mereka berempat dihantam benda tumpul berulang kali saat masih tidur.
Suasana rumah Ki Anom Subekti yang tewas dibunuh bersama istri, anak dan cucunya di Rembang. Ini update kasusnya.
Dalam keterangan awalnya, polisi menduga bahwa pembunuhan empat orang satu keluarga ini dilatarbelakangi motif dendam.
Hal ini lantaran dalam penyelidikan awalnya polisi tidak menemukan adanya barang berharga milik korban yang hilang.
(Kompas.com/Tribun Jateng)