Ketika ia pulang untuk kedua kalinya ke rumah di Modo tersebut. Pelaku mendapati keduanya masih menempati rumah itu.
Terjadilah cekcok dan adu mulut. Masalahnya, menurut pengakuan Taufik, selama ini dirinya dipercaya Didik menempati rumah itu dan sudah merawatnya dengan baik, sekaligus sebagai tempat tinggalnya.
Adu mulut antara Siswo Sumarto dengan Taufik terdengar oleh Didik pemilik rumah yang rumahnya bersebelahan.
Ternyata Didik, sang pemilik rumah membela pasutri itu.
Keadaan itu memicu amarah Taufik dan berniat untuk menghabisi pasangan suami istri Siswo (56) dan Sukasri (51).
Tanpa diketahui Didik, Taufik bergegas mengambil golok dan langsung menghujamkannya ke kepala Siswo.
Taufik membabi buta, tak hanya menghujani kepala Siswo, istri korban Sukasri yang hendak membela suaminya sembari berteriak, juga dihantam golok tepat di bagian lengan kiri dan jari tengah kanan.
Kedua korban yang ditinggal anak perempuannya kerja di Surabaya ini tak berdaya melawan pelaku.
Pasutri tersebut lalu jatuh tersungkur bersimbah darah di lantai tengah rumah.
Seorang saksi, Dwi Warni Indah Wati (50) mendengar jeritan istri korban. Namun ia tidak berani masuk ke rumah itu.
"Saya hanya mendengar si perempuan itu menjerit minta tolong. Tapi saya tidak berani masuk dan saya tinggal," aku Indah.
Puas membantai korban, tersangka menyerahkan diri ke Polsek dan polisi turun ke TKP untuk melakukan evakuasi pada korban.
Kedua korban dirujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
"Tadi kondisinya kritis," kata Kades Kebonsari Suharto.