Karena itu dirinya mengaku sangat syok, lantaran Agung sudah dianggap anaknya sendiri.
Bahkan sejak kecil almarhum selalu merawatnya dengan baik, sampai mendapat pekerjaan sekarang ini.
“Sebelum berangkat kerja, saya juga sempat ngopi paginya. Setelah itu jam 7 pagi kita sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing,” tutur Gusti Parta saat ditemui di rumah duka di Abianbase, kemarin.
Dirinya mengaku sama sekali tidak merasakan firasat untuk berpulangnya keponakannya tersebut.
Hanya saja pada Minggu 21 Februari 2021 malam, atau sehari sebelum kejadian, almarhum mendadak minta makan dan minta ditemani makan.
“Kemarin malam saja almarhum minta makan, biasanya tidak pernah ngomong kalau minta makan,” katanya.
Nah setelah makan, almarhum bilang ingin jalan-jalan bersama keluarga ke tempat yang tenang.
Seolah ajakan ini menjadi pertanda akan kepergian almarhum, yang meninggal kecelakaan lalulintas.
“Kemarin almarhum sempat ingin mengajak keluarga jalan-jalan ke tempat yang tenang,” ujarnya Gusti Parta.
“Padahal, belum lama ini saya sudah mengajak almarhum jalan-jalan (adventure). Tapi mendadak kembali menyebutkan jalan-jalan,” lanjutnya.
Ditambahkan Gusti Parta, sang keponakan ingin jalan-jalan ke tempat tenang. Almarhum tak merinci yang dimaksud tempat tenang tersebut.
“Kalau Agus punya bekel, Agus pengen sama adik-adik, antar ya jalan-jalan, nanti kita jalan-jalan ke tempat yang tenang,” ucap Gusti Parta menirukan kata-kata ponakannya tersebut.
Baca juga: Staf Damkar Badung Tewas Kecelakaan, Tak Biasanya Korban Minta Makan Menjelang Tidur
Disinggung informasi tentang meninggalnya almarhum, pihaknya mengetahui almarhum sudah dirawat di rumah sakit.
Mendengar ponakannya kecelakaan dirinya langsung meluncur ke rumah sakit.