TRIBUNNEWS.COM - Cerita perjuangan anak merawat kedua orang tuanya yang lumpuh datang dari Risalianus Aja.
Risalianus dan keluarganya tinggal di sebuah rumah kecil di Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rumahnya mereka hanya berukuran 4x5 meter dan ditinggali tiga orang.
Diketahui ayahnya mengalami lumpuh. Sementara ibunya tak hanya lumpuh, tetapi juga bisu.
Risalianus pun harus merawat dan menghidupi keluarga dengan cara berkebun.
Baca juga: Kisah Pilu Alfian Siswa SMK di Klaten, Kehilangan Kedua Tangan saat PKL, Kini Berharap Tangan Baru
"Dia yang urus makan, minum, dan membersihkan kotoran kami," ungkap sang ayah, Benediktus Poseng dengan mata berkaca-kaca.
Sementara adik Risalianus tinggal bersama paman di Kampung Pepil yang berada puluhan kilometer dari Kota Tunda.
Sang ayah, Benediktus Poseng terbaring di kamar, yakni di atas pelupuh bambu dan beralas karung berisi kapuk.
Istri Benediktus, Wihelmina Mbi, hanya terbaring di ruang tamu beralaskan beberapa papan.
Lantai rumah masih berbentuk tanah. Pada bagian dapurnya becek jika hujan.
"Kalau hujan begini, saya kesulitan untuk memasak karena atap dapur bocor," ujar Benediktus kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021),
Istri lumpuh usai melahirkan
Wihelmina mengalami lumpuh dan bisu sejak 2016, yaitu seusai melahirkan anak bungsu.
"Istri saya itu mulai sakit saat melahirkan anak bungsu kami. Saat itu dia pingsan. Dia sempat dirawat di RSUD Ruteng selama tiga minggu," ujarnya.
>