TRIBUNNEWS.COM - Kisah unik warung yang menjual seporsi soto dengan harga cuma Rp 1.000 datang dari wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Diketahui warung tersebut bernama Hik Soto Sewu milik Dwiningsih.
Perempuan berumur 45 tahun itu membuka usahanya di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Dusun Nglande, Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu.
Kepada TribunSolo, Dwiningsih kisah dibalik seporsi soto Rp 1.000 itu.
Awalnya, warung tersebut dia rintis bersama rekan-rekan pengajiannya.
Baca juga: Viral Ojek Online Jemput Penumpang dengan Membawa Anaknya, Ini Kisah di Baliknya
"Awalnya saya dan teman-teman membuka warung soto tapi harganya murah," katanya kepada TribunSolo pada Kamis (4/3/2021).
Ternyata, perkembangan warung tersebut semakin baik dari waktu ke waktu.
Dwi juga bisa mengajak rekannya untuk bekerja bersama.
"Teman-teman yang belum punya pekerjaan saya ajak bergabung," ujarnya.
Dwi menegaskan, soal kualitas dan rasa, walaupun harganya murah namun tidak murahan.
Minyak goreng, daging ayam, sampai bahan soto lainnya dipilih dengan cermat.
"Untuk beli ayam saja saya ambil dari teman kelompok pengajian," ungkapnya.
"Supaya saya tahu bahwa itu disembelih dengan cara yang halal," terangnya.
Baca juga: Kisah Gadis Miliki Buku Silsilah Keluarga hingga Ratusan Lembar, Sampai Buat Dosen Sejarah Terpukau
Cara kerja menjaga kualitas tersebut tidak pernah dia longgarkan.
"Saya malu kalau jual barang murahan, cukup harganya yang murah, kualitasnya jangan," kisahnya.
Dia mengatakan, dalam sehari bisa menghabiskan 50 kilogram beras dari pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB.
"Kalau hari biasa bisa seribu mangkok sehari, namun karena pandemi berkurang cukup banyak," terangnya.
Sampai saat ini dia belum memiliki rencana untuk menaikkan harga.
Buka Lapangan Kerja
Harga soto di warung Hik Soto Sewu milik Dwiningsih (45) di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Dusun Nglande, Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu Karanganyar bikin geleng-geleng.
Dia hanya menjual Rp 1.000 untuk satu porsi sotonya.
Saat TribunSolo.com mampir ke warung tersebut, dengan berbekal Rp 5 ribu, sudah bisa mendapatkan satu mangkuk soto, 4 buah gorengan dan segelas es teh.
Dwi menjelaskan, bahwa usahanya telah dirintis sejak tahun 2012 lalu.
"Sudah saya mulai sejak tahun 2012, dan Alhamdulillah tidak pernah naik hingga sekarang," katanya pada Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Kisah Sukses Putra Siregar PStore, Hijrah ke Jakarta usai Disarankan Atta Halilintar
Dirinya sengaja memberi harga murah agar warga sekitarnya memiliki varian pilihan jajanan dengan harga rendah namun tetap berkualitas.
"Kalau soto harga 4-5 ribu mungkin masih banyak, tapi kalau seribu mungkin saat ini saya sendirian," ujarnya.
Seperti yang Dwi jelaskan, semangkuk soto miliknya memang tak terasa murahan.
Kaldu daging sapi pada kuah soto masih terasa kuat.
Suwiran ayamnya juga masih cukup banyak, ditambah gorengan yang dihadirkan selalu diperbaharui sehingga akan tetap tersedia kehangatan untuk teman makan soto.
"Saya sengaja jaga kualitas, buat minyak goreng saja saya beli yang kemasan bukan jerigen," ungkapnya.
Meski harga murah, Dwi tak pernah merasa rugi yang terpenting dirinya bisa membantu warga sekitar dengan memberi lapangan kerja dan jajanan murah.
"Kita nyari berkah," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Cerita Penjual Soto Rp 1000 di Karanganyar, 9 Tahun Tak Naik Harga, Agar Pelanggan Bisa Jajan Murah
(Tribunsolo.com/ Muhammad Irfan Al Amin)