Tak lama pertolongan relawan pun tiba, dan dibantu ambulans almarhum dibawa ke Puskesmas Karangpandan.
"Selama di ambulans saya lihat masih bisa bernafas," terangnya.
Menurut perawat jaga di Puskesmas Karangpandan, Wangsid, almarhum terlihat sempat bernapas saat diturunkan dari mobil ambulans.
Namun begitu dipindahkan ke ranjang pasien, kondisi sudah berubah.
"Kami sempat melakukan resusitasi jantung dengan menekan dada yang bersangkutan," jelasnya.
Selain itu, Wangsid juga sempat mengecek pembuluh nadi di leher dan pupil matanya namun tidak ada respon.
"Saya lihat pupil matanya tidak ada respon," tuturnya.
Wangsid menduga bahwa almarhum bersepeda dalam kondisi kelelahan.
Baca juga: Pamit Ziarah ke Makam Kakek, Remaja 14 Tahun Ditemukan Tewas di Parit, Diduga Korban Begal
"Performa almarhum saat bersepeda sudah sangat drop, sehingga serangan jantung sangat mudah terjadi," ujarnya.
Dirinya juga mengimbau kepada para pesepeda untuk lebih sadar dan selalu mengecek kondisi performa badan.
"Jangan dipaksa kalau sedang lelah," kata dia.
Hingga akhirnya Djoni dinnyatakan sudah tidak bernyawa dan dibawa kembali ke Solo.
"Langsung dibawa pulang setelah dinyatakan meninggal dunia," akunya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pilunya Pria Solo Ini, Gowes Sendirian ke Karangpadan Sejauh 27 Km, Pulang-pulang Jadi Jenazah