Indikasi ini ditunjukkan pelaku dengan beberapa kali melontarkan kalimat bernada ancaman terhadap Karimullah.
Merasa dirinya terancam, Karimullah berniat akan melapor ke Polsek Larangan untuk minta perlindungan.
Malam kejadian, pelaku berangkat dari rumah bibinya menuju ke rumah Karimullah membawa pedang dengan sarung tangan warna hitam menuju ke rumah Karimullah.
Baca juga: Seorang Pemuda Bunuh Bocah 8 Tahun saat Tidur Lelap, Pelaku Tuding Ayah Korban Buat Sepupunya Sakit
Baca juga: Mahasiswi Pembunuh Selebgram Makassar Ternyata Pernah 4 Kali Dirukiah, Kini Pelaku Jalani Konseling
Saat itu, Karimullah dan Kunti sedang duduk di ruang tamu.
Melihat pelaku datang membawa pedang yang diacung-acungkan, Karimullah segera bergegas untuk memberitahu sekretaris desa.
Begitu juga Kunti, yang menghindar dan berlari menuju rumah bibi pelaku untuk memberitahu jika saat itu pelaku mengamuk di rumahnya.
Sementara koban yang saat itu tidur di kamarnya, mendengar suara-ribut terbangun dan berdiri sambil berteriak memanggil ibunya.
“Emak emak emak,” kata korban, seperti yang ditirukan salah seorang tetangganya.
Namun, pelaku yang diduga sudah kalap dan masuk kamar melihat korban langsung ditebas dengan pedang dari arah belakang.
Korban langsung terhuyung dan jatuh telungkup dengan darah segar mengucur. Setelah itu pelaku pulang ke rumah bibinya.
Sesampainya di rumah, Kunti kaget dan menjerit histeris melihat anak bungsungnya terkapar dan sudah meninggal.
Jeritan Kunti minta tolong mengundang perhatian warga sekitar.
“Pelaku sepertinya ingin membunuh ayahnya. Namun pelaku melampiaskan pada anaknya," kata salah seorang tetangganya.
"Kasihan anak itu, tidak tahu apa-apa, jadi sasaran pembunuhan,” ujar dia.