Sementara utangnya secara keseluruhan jumlahnya mencapai sekitar Rp 3 jutaan.
Putrinya yang dilacurkan berharap setelah memiliki cukup uang untuk membayar utang mengajak balik ke Kota Bandung.
"Rencananya seminggu lagi kami mau pulang karena adik-adiknya masih kecil-kecil. Kalau utanya lunas kita pulang," ungkap NR.
Sementara dari hasil pemeriksaan penyidik, TW mengaku tidak ada paksaan untuk menjadi pelayan seks pria hidung belang melalui prostitusi online.
Tindakan mau menjadi pijat plus-plus, layanan handjob dan layanan seksual semata-mata untuk membantu ekonomi keluarganya.
Sementara alasannya memiliki hotel yang ada Kota Kediri sebagai base camp prostitusi online karena anaknya pernah pergi ke Kediri.
"Anak saya dulu pernah dua kali dibawa temannya ke Kediri," jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Verawaty Thaib menjelaskan dari hasil pengakuan pelaku, tarif prostitusi online TW Rp 200.000 - Rp 350.000.
Sementara untuk layanan seksual tarifnya berkisar Rp 700.000 - Rp 800.000 untuk sekali main.
Dari pengakuan keluarga mucikari selama membuka praktek di Kota Kediri dipastikan setiap hari mendapatkan order.
Sementara prostitusi online mulai ditekuni pasutri asal Kota Bandung sejak awal Pandemi Covid 19, sedangkan Kota Kediri telah beberapa kali menjadi sasarannya.
Baca juga: Kakek 70 Tahun Tewas saat Berhubungan dengan PSK di Indekos, Korban Kejang-kejang dan Sesak Napas
Mucikari jaringan Kota Bandung juga melayani order dari Tulungagung dan Madiun.
"Begitu kasusnya ketahuan aplikasi michatnya langsung dihapus," jelasnya.
Selain mucikari DK dan NR, petugas juga mengamankan mucikari DR yang mengelola M (17) pacar sekaligus anak asuhnya. M ditemukan terbunuh di kamar 421 Hotel Lotus Garden Kota Kediri.