TRIBUNNEWS.COM - Korban selamat dari kecelakaan maut bus di Sumedang bernama Imam menceritakan alasan rombongan melewati Tanjakan Cae.
Pria yang juga merupakan guru IT Al Muawanah Cisalak itu mengatakan, pemilihan tersebut atas dasar masukan dari rombongan.
Mereka mulanya melakukan perjalanan untuk ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
Satu di antara rombongan, Imam menyatakan, rombongan pulang melalui Jalur Wado, Sumedang.
Menurut Imam, pihak bus travel yang ditumpanginya biasanya melewati jalur Nagreg.
Namun, jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan di Sumedang, Ceritakan Detik-detik Jelang Bus Terjun ke Jurang
"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya, Kamis (11/3/2021).
Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.
Mereka pun menanyakan apakah sopir yang mengendarai busnya sanggup atau tidak melewati jalur alternatif tersebut.
"Dari teman-teman ada inisiatif, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup enggak pak sopirnya," kata Imam.
Kemudian, pihak travel pun menyetujui keinginan dan permintaan pihak yang mengusulkan.
Akhirnya jalur bus pun melaju melalui Jalur Wado, Sumedang.
Namun, ada yang mencurigakan dalam perjalanan. Penumpang mencium bau yang aneh.
Imam pun menanyakan asal muasal dari bau tersebut.
Baca juga: Soal Kecelakaan Maut di Sumedang, Kapolda Jabar Sebut Jalur yang Dilalui Bukan untuk Bus