Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM - Sopir bus yang tewas dalam kecelakaan maut di Tanjakan Cae ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, karena sang sopir meninggal, penyidikan dihentikan.
Hingga kini pihak kepolisian belum mengetahui secara pasti penyebab kecelakaan.
Sopir bus Sri Padma bernopol T 7591 TB ditetapkan sebagai tersangka kasus kecelakaan maut di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang pada Rabu (10/3/2021). Dalam kecelakaan itu, 29 orang meninggal dunia.
"Sopirnya ditetapkan tersangka, dikenakan pasal 310 Undang-undang Lalu Lintas Angkutan Jalan," ujar Direktur Ditlantas Polda Jabar Kombes Edy Djunaedi via ponselnya, Senin (15/3/2021).
Pasal 310 mengatur soal kelalaian pengendara yang menyebabkan kecelakaan berujung tewasnya seseorang.
Sopir bus itu bernama Yudi Awan, warga Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Dalam kecelakaan itu, sopir bus tewas.
Baca juga: Gegara Tak Berfungsinya Rem Belakang Kanan Picu Kecelakaan Bus di Sumedang yang Tewaskan 29 Orang
Baca juga: Kisah Pilu Ase, Selamatkan 2 Anaknya Dalam Kecelakaan Bus di Sumedang, Harus Kehilangan Adiknya
"Tapi karena sopirnya meninggal, kasusnya kami hentikan penyidikan lewat SP3," ujar Edy.
Terkait soal hasil penyelidikan yang dilakukan Satlantas Polres Sumedang dan Ditlantas Polda Jabar, Eddy, mengatakan hingga saat ini, penyelidikan belum rampung.
"Kita masih menunggu hasil penyelidikan," singkat dia.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Ardimulan Chaniago menyebutkan dari informasi yang didapat, penyebab kecelakaan dikarenakan rem blong.
"Penyebabnya sejauh ini belum diketahui, cuma di awal informasi penyebabnya yakni rem blong," kata dia di Mapolda Jabar, pada waktu yang sama.
Terungkap Mengapa Bus Pariwisata yang Masuk Jurang Itu Lewat Jalur Wado Bukan Nagreg
Terungkap kronologi rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang sampai melintasi Jalur Wado dan kecelakaan maut di Sumedang.
Kecelakaan yang membuat bus masuk jurang itu terjadi Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, pada Rabu (10/3/2021).
Berdasarkan laporan yang diwartakan wartawan TribunJabar.id dari Sumedang sebelumnya, kecelakaan tersebut terjadi saat rombongan dalam perjalanan pulang ke Sumedang.
Mereka mulanya melakukan perjalanan untuk ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
Satu di antara rombongan, Imam menyatakan, rombongan pulang melalui Jalur Wado, Sumedang.
Imam adalah guru SMP IT Al Muawanah Cisalak yang menjadi korban selamat dari kecelakaan Sumedang.
Menurut Imam, pihak bus travel yang ditumpanginya biasanya melewati jalur Nagreg.
Namun, jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.
"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya.
Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.
Mereka pun menanyakan apakah sopir yang mengendarai busnya sanggup atau tidak melewati jalur alternatif tersebut.
"Dari teman-teman ada inisiatif, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup enggak pak sopirnya," kata Imam.
Kemudian, pihak travel pun menyetujui keinginan dan permintaan pihak yang mengusulkan.
Baca juga: Berharap Tak Ada Lagi Kecelakaan di Tanjakan Cae, Warga Gelar Doa Bersama untuk Meminta Keselamatan
Akhirnya jalur bus pun melaju melalui Jalur Wado, Sumedang.
Namun, ada yang mencurigakan dalam perjalanan. Penumpang mencium bau yang aneh.
Imam pun menanyakan asal muasal dari bau tersebut.
"Saya tanya bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Ya sudah kalau begitu berarti bagus," kata Imam.
Saat memasuki Turunan Cae, bus pun mengalami rem blong.
"Di jalur menurun dan belokan bus kenceng, (rem blong) saat jalur menurun," katanya.
Akibatnya, bus oleng ke kiri dan bus masuk jurang. Penumpang pun banyak yang terluka, bahkan meninggal dunia.
Korban meninggal dari kecekaan maut di Sumedang itu mencapai 27 orang, sedangkan korban selamat 39 orang.
Dugaan Penyebab Kecelakaan Sumedang
Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri menduga sopir bus tersebut tidak terbiasa melintasi jalur tersebut.
"Artinya bukan bus reguler. Saya yakin tidak paham juga jalur ini," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (11/3/2021).
Ahmad mengatakan, jalur tersebut medan jalan terjal dan turunan curam.
Selain itu jalur tersebut juga memiliki banyak tikungan tajam.
Ia mengatakan jalur yang dilewati bus itu sebetulnya tidak diperuntukan untuk bus pariwisata berkapasitas 60 orang.
Pihaknya sudah membatasi kendaraan besar sejak dulu agar kendaraan seperti bus pariwisata seperti itu tidak melintasi jalur tersebut.
"Jadi jalur ini hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil biasa ya," kata Ahmad.
"Sekali lagi (penyebab) secara menyeluruh, kita akan lihat dari hasil analisis mendalam," ucapnya.
Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri memastikan, kecelakaan bus ini merupakan kecelakaan tunggal, namun untuk penyebabnya hingga saat ini belum bisa dipastikan.
Baca juga: Santuni Keluarga Korban Kecelakaan Maut Sumedang, Politikus PKB Siap Jadi Orang Tua Angkat Ismi
Sementara ini, pihak polisi masih menduga penyebab kecelakaan karena sopir tak mengetahui kondisi jalan.
Di sisi lain, sebuah fakta baru juga muncul dari kesaksian korban selamat.
Mimin, warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Subang itu berhasil selamat bersama dua orang anaknya.
Awalnya, Mimin memberikan kesaksian sebelum kecelakaan maut itu terjadi.
Mimin mengatakan dalam perjalanan sang sopir bus sempat ditegur.
Mimin mengaku dalam perjalanan dirinya dan penumpang lain sempat mencium bau hangit kampas rem.
Karena khawatir, kata Mimin, sopir sempat ditegur untuk memeriksanya.
Sang sopir bus itu, kata Mimin menjelaskan bahwa bus dalam keadaan rem blong.
"Salah seorang penumpang sempat meminta sopir memeriksanya, sopir bilang remnya blong," ungkap Mimin.
Berita lain terkait kecelakaan bus.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sopir Bus yang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Wado Sumedang jadi Tersangka