"Dibawa ke Jakarta nanti kami lihat. Nanti kalau dibawa, masyarakat akan tahu," kata dia.
Diketahui, pekan lalu Densus 88 total menangkap 12 tersangka teroris dan telah diekspose ke publik. Mereka telah membuat bunker dan merancang aksi terorisme.
Rusdi mengatakan, bunker tersebut dibuat sedemikian rupa sebagai tempat persembunyian dan penyimpanan senjata JI.
"Merancang bunker tempat merakit bom dan senjata. Persiapan tempat penyimpanan senjata dan tempat pelarian setelah melakukan teror," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/3/2021).
Dari penangkapan itu polisi kemudian melakukan pengembangan. Polisi menduga mereka yang ditangkap itu berkaitan dengan teroris Upik Lawanga alias Taufik Bulaga.
Upik Lawanga merupakan petinggi Jamaah Islamiyah yang merupakan sosok perakit bom ulung. Dia buron dari kejaran polisi selama 14 tahun dan baru ditangkap November tahun lalu.
JI sendiri merupakan jaringan terorisme yang bertanggung jawab atas pelbagai kasus teror di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Bom Bali 1 dan 2, kemudian ledakan di hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 2009.
6.000 Anggota JI
Polri menyampaikan 22 orang tersangka tindak pidana terorisme jaringan Jamaah Islamiah (JI) yang ditangkap di Jawa Timur bakal segera dibawa ke DKI Jakarta.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan kelompok teroris Jawa Timur tersebut menamakan dirinya sebagai kelompok Fahim.
"Sebentar lagi dibawa ke Jakarta. Kelompok JI mereka menamakan diri kelompok Fahim Jawa Timur. 22 tersangka dalam waktu dekat bakal dibawa ke Jakarta," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Densus 88 Tangkap 22 Teroris di Jatim, Jaringan Fahim Diduga Terafiliasi Jamaah Islamiyah
Baca juga: Kronologi Briptu Herlis Gugur dalam Kontak Tembak dengan Kelompok Teroris Poso, Sempat Telepon Ayah
Kelompok ini, kata Ahmad, merupakan bagian dari sel-sel atau jaringan anggota JI yang masih eksis di Indonesia.
Total, diperkirakan ada sebanyak 6.000 anggota dan simpatisan JI yang masih ada di tanah air.
"JI itu anggota dan kelompoknya pernah kami sampaikan jumlahnya 6.000. Nah 6.000 itu gabungan anggota dan simpatisan. Simpatisan bisa bergeser. Tentunya Densus 88 nggak berhenti, akan terus lakukan pemantauan dan monitor terhadap kelompok tersebut," tandas dia.