Meski tidak ada korban jiwa, pelaku tewas disergap pihak berwajib.
4. Bom kampung Melayu pada 24 Mei 2017.
Peristiwa ini menewaskan 3 anggota polisi dan 2 pelaku terosime.
5. Penyergapan polisi di Polda Sumatera Utara pada 25 Juni 2017.
Satu orang anggota polisi dinyatakan gugur dalam peristiwa ini.
6. Penembakan polisi di Nusa Tenggara Barat pada 11 September 2017
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Jadi Pelajaran, Wali Kota Makassar Akan Bentuk Pasukan Khusus
7. Peneroran bom di 3 gereja daerah Surabaya pada 13 hingga 14 Mei 2018.
Peristiwa peneroran ini mengakibatkan 10 orang dinyatakan tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.
8. Penusukan Wiranto pada 10 Oktober 2019.
9. Bom di Gereja Katedral pada 28 Maret 2021.
Dua pelaku suami istri dinyatakan tewas dan belasan orang terluka.
Dikutip dari TribunManado.com pada Selasa (30/3/2021), terpidana mati kasus terorisme Aman Abdurrahman pada 2014 memanggil sejumlah pengikutnya untuk melakukan pertemuan di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap.
Aman memanggil Abu Musa, Zainal, M Fachri, dan Khaerul Anwar.
Aman menunjuk Abu Musa menjadi pemimpin atau dikenal dengan amir jemaah pusat guna membentuk wadah tersebut. Sedangkan Zainal ditunjuk sebagai amir jemaah Jawa Timur.
Setelah pertemuan itu, Zainal mulai membentuk struktur JAD Jawa Timurdan juga membentuk pimpinan JAD di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Dalam aksinya JAD berulangkali menggandeng organisasi teror lain, Jamaah Ansharut Tauhid alias JAT yang juga merupakan kelompok pecahan Jemaah Islamiyah.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani) (TribunManado.co.id/Aldi Ponge)