TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, meminta agar seluruh pihak mewaspadai penularan Covid-19 di lokasi bencana akibat siklon tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Doni mengungkapkan, kasus positif Covid-19 di wilayah NTT sempat mengalami kenaikan, meskipun beberapa minggu terakhir menunjukkan penurunan.
Delapan bulan pertama, kasus Covid-19 relatif rendah.
Namun, setelah libur Natal dan tahun baru 2021, kasus Covid-19 meningkat tinggi.
Doni menyebut, sudah ada pengalaman penanganan bencana alam dalam situasi pandemi Covid-19, yaitu bencana gempa Sulawesi Barat beberapa waktu lalu.
Saat itu, kata Doni, ada pemisahan kelompok rentan, seperti lanjut usia, wanita hamil, balita dan anak-anak dari kelompok pemuda.
Ia berharap, konsep ini dijalankan untuk penanganan warga yang mengungsi di wilayah NTT.
“Kami berusaha untuk mengurangi warga yang mengungsi di tempat-tempat pengungsian,” ujar Doni saat melakukan konferensi pers virtual, Senin malam (5/4/2021), dikutip dari rilis BNPB.
Baca juga: BMKG Prakiraan Cuaca di 33 Kota, Selasa 6 April 2021: Waspada Kupang dan Bengkulu Hujan Lebat
Baca juga: Jalan Putus dan Jembatan Ambruk, Sejumlah Desa dan Kecamatan di NTT Kini Terisolir
Adapun BNPB menggunakan skema dana tunggu hunian, sehingga warga dapat melakukan sewa rumah dan tidak harus tinggal di pengungsian.
Di samping itu, BNPB bersama Kementerian Kesehatan juga menyiapkan alat skrining berupa rapid tes antigen.
Mereka yang membantu warga terdampak harus dites terlebih dahulu sehingga tidak membawa virus Covid-19 dari luar.
Doni juga mengingatkan kepada koordinator di setiap pos pengungsian untuk menyosialisasikan pemahaman mengenai Covid-19, seperti gejala yang terjadi.
Hal tersebut dapat bermanfaat bagi warga untuk dapat mengidentifikasi kondisinya sejak dini.
Doni meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam penanganan Covid-19, khususnya di tengah bencana alam yang terjadi di NTT.