“Besar harapan kami kerja sama yang telah dilaksanakan sebelumnya di beberapa daerah bencana bisa memberikan pengalaman yang lebih baik,” lanjutnya.
Baca juga: Pemerintah Sapkan Santunan Rp 15 Juta untuk Setiap Korban Banjir Bandang di NTT
Baca juga: PUPR Kesulitan Kirim Eskavator dan Dumptruck ke NTT karena Kendala Transportasi Laut
Ia meminta para tokoh masyarakat untuk selalu mengingatkan para warganya untuk mematuhi protokol kesehatan.
Sementara itu, penanganan darurat diprioritaskan pada beberapa upaya, seperti pencarian dan penyelamatan korban yang masih hilang, penanganan korban luka, pelayanan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi.
Pengerahan alat berat yang digunakan untuk evakuasi dan pembukaan akses yang terisolir terkendala kondisi cuaca.
Hal tersebut seperti disebutkan bahwa ada 8 unit yang telah siap dikirim ke Lembata dan Adonara, termasuk enam unit dumtruck.
Namun, transportasi laut belum dapat berlayar karena kondisi cuaca.
BNPB juga menyiagakan tiga unit helikopter untuk evakuasi warga luka dan kelompok rentan, serta distribusi bantuan logistik.
Sejumlah wilayah masih dilaporkan terisolir akibat tanah longsor dan banjir yang menutup akses antar wilayah.
Baca juga: Hujan Tangis Pecah Saat Keluarga Korban Banjir Bandang Adonara Bertemu Bupati Flotim
Update Korban
Sementara itu, menurut data hingga Senin (5/4/2021) malam, Doni menyebut sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang pada bencana banjir bandang di NTT.
"Suatu angka yang besar sekali," kata Doni.
Doni menambahkan, langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan mulai dari Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, relawan lokal untuk mencari dan menemukan jenazah yang masih belum ditemukan.
Berita lain tentang cuaca ekstrem di Indonesia timur
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)