Namun, memilih pergi ke rumah tetangganya mengambil kartu keluarga (KK) milik ibunya.
Tapi, setelah pulang mengambil KK, sakit hati di dada J masih membara.
Saat itu J kalap dan langsung mengambil celurit yang digantung di dinding kamarnya.
Tanpa berpikir panjang, J langsung menebaskan celurit sepanjang 53 cm itu ke bagian tubuh kakaknya yang sedang duduk santai di beranda rumahnya.
Baca juga: Lima Santriwati Tewas Tertimpa Tebing Longsor di Pamekasan, Pengash Ponpes: Mereka Murid yang Baik
Ujung celurit yang ditebaskan J megenai dada sebelah kiri kakaknya, tepat menusuk di bagian jantung.
"Saya tebaskan sekali saja," ujar J.
Pengakuan J, sewaktu ia dan kakaknya cekcok dan hendak membacok pakai celurit, disaksikan langsung kedua orang tuanya.
Sang ibu berteriak histeris saat melihat J hedak menebaskan celurit ke bagian tubuh kakaknya
Teriakan meminta tolong sang ibu pun terdengar warga setempat.
Namun, J terlanjur kalap, dan pembacokan yang dilakukan dia terhadap kakak kandungnya tak bisa dibendung siapa pun.
"Usai membacok kakak, saya langsung pergi ke rumah Tante saya yang tidak jauh dari rumah sembari memegang celurit yang masih bersimbah darah," ungkap J.
"Saya pergi ke rumah Tante karena di rumah saya ramai, banyak warga melihat," tambahnya.
Kata J, celurit yang ia tebaskan ke bagian tubuh kakaknya itu adalah miliknya sendiri.
Tiga bulan lalu celurit itu ia beli melalui online seharga Rp 130 ribu.