2. Soal Temuan Tumpahan Minyak
Kapuspen TNI menyampaikan, terdapat temuan tumpahan minyak dan bau solar di beberapa lokasi yang berbeda.
Temuan tersebut terlihat secara visual oleh Helly Panther HS-4211 pada posisi 07o 49' 74" LS, 114o 50' 78" BT pada radius 150 m.
Selain itu, KAL Bawean (lokasi tidak tercatat) dan KRI REM 331 juga menemukan adanya tumpahan minyak.
"Namun dari temuan tersebut belum dapat disimpulkan sebagai bahan bakar kapal selam," ujarnya.
3. Pencarian Libatkan Kapal Penyelamat dari Luar Negeri
Guna membantu pencarian KRI Nanggala 402, TNI melibatkan dua kapal penyelamat dari negara sahabat, yakni Singapura dan Malaysia.
Mayjen TNI Achmad Riad mengungkapkan, dua negara sahabat, Singapura dan Malaysia, telah menawarkan bantuan dengan mengerahkan kapal penyelamat yang akan segera tiba di Bali.
Singapura, lanjut Riad, akan mengerahkan kapal Swift Rescue yang rencananya akan tiba pada 24 April 2021.
Sementara, Malaysia akan mengerahkan kapal rescue Mega Bakti yang akan tiba pada 26 April 2021 mendatang.
"Penawaran bantuan dari negara sahabat yang pertama dari Singapura berupa kapal Swift Rescue."
"Kapal ini penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Swift Rescue ini diperkirakan akan tiba di lokasi pada 24 April."
"Malaysia juga menawarkan kapal Rescue MV Mega Bakti yang akan tiba tanggal 26 April," ujar Riad dalam jumpa pers, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: KRI Nanggala 402 Hilang, Komisi I DPR: Sinyal Jelas Alutsista TNI Perlu Peremajaan
Tak hanya datang dari negara sahabat, Basarnas, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Kelautan juga ikut membantu mencari kapal selam buatan Jerman ini.
(Tribunnews.com/Daryono/Shella)