"Jadi itu masker di bawah mulutnya (babi) jadi orang kira itu babi pakai masker padahal tidak," katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (15/5/2021).
Daeng Bajji pen mengaku sebelum penemuan babi tersebut, dirinya sempat kehilangan uang sebesar Rp5 juta di dalam kamarnya.
Namun, babi hitam itu mati saat akan diamankan aparat polisi setempat setelah sebelumnya ditangkap warga dan diikat di tiang listrik.
Kata tokoh agama
Tokoh agama Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menanggapi fenomena munculnya isu babi ngepet baru-baru ini.
Ketua Tanfidziah Nahdlatul Ulama Konawe, Malik Fanani mengatakan, pesugihan babi ngepet memang benar adanya.
Baca juga: Bahas Heboh Babi Ngepet Bareng Anang dan Ashanty, Gus Miftah: Hidup Susah, Belajar Iman yang Benar
Namun, terkait kemunculannya di Kabupaten Konawe Utara (Konut) baru-baru ini merupakan isu belaka.
"Memang ada pesugihan babi ngepet tapi beberapa yang muncul baru baru ini hanya orang pengen tenar," kata Malik Fanani via whatsapp, Senin (17/5/2021).
Ia menegaskan, sihir dan sejenisnya akan tetap ada, bahkan secara umum di Indonesia hingga saat ini masih ada orang yang menempuh jalan tersebut untuk menggapai tujuan.
"Tapi tanggal kita saja mau memilih yang mana. Sampai saat ini banyak para pemimpin, tokoh politik, partai yang datang dan percaya sama yang begitu (Pesugihan)," katanya.
"Orang yang baik akan datang ke kiyai, tapi juga ada yang datang ke dukun," jelasnya. (tribunnews.com/ tribunsultra.com/ Arman Tosepu/ Fadli Aksar)
Sebagain dari artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Tokoh Agama Konawe: Praktik Pesugihan Babi Ngepet Ada untuk Tujuan Tertentu, Tapi di Konut Cuma Isu