Tak hanya berfungsi sebagai pangkalan untuk kapal selam dan ekspedisi laut dalam, kapal ini juga difungsikan untuk keperluan teknik lainnya.
Ada 60 awak, yang mana 39 di antaranya merupakan peneliti dari berbagai bidang.
Pada 2016, kapal ini memulai pelayarannya.
Selama 52 hari, Tan Suo 2 melakukan 84 proyek penelitian di Palung Mariana, palung terdalam di dunia.
Sejumlah Bagian KRI Nanggala 402 Berhasil Diangkat
Diberitakan sebelumnya, tim evakuasi berhasil mengangkat sejumlah bagian KRI Nanggala 402.
Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) TNI AL, Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan bagian-bagian kapal KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat di antaranya antena sm, pelindung kabel torpedo, plat badan luar, hidrofon prs, technical handbook hingga manual.
"Barang-barang apa yang sudah kita ambil? Ini sudah kita display beberapa mulai dari antena esm, kemudian pelindung kabel torpedo," kata Laksda TNI Iwan Isnurwanto dalam jumpa pers, Selasa (18/5/2021), dikutip dari Youtube KompasTV.
Setelah berhasil mengangkat bagian-bagian KRI Nanggala, Iwan Isnurwanto menyatakan pihaknya bakal mengupayakan pengangkatan bagian-bagian besar dari KRI Nanggala 402.
Sementara untuk lokasi badan kapal KRI Nanggala-402, sejauh ini juga belum bisa dipastikan.
"Secara pasti belum dapat digambarkan," tutur Iwan.
Diketahui, KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021) saat melakukan latihan.
Setelah empat hari pencarian, KRI Nanggala dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya berjumlah 53 personil dinyatakan gugur.
Kapal selam buatan Jerman itu jatuh di kedalaman 838 meter.