TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Pusara di sebuah lahan sempit yang berada di belakang masjid Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah menyimpan sebuah cerita sejarah.
Di tempat tersebut, diketahui Kiai Busyro Syuhada, pendekar silat yang melegenda dimakamkan.
Tak ada beda makam tokoh tersebut dengan makam lain di sekitarnya.
Hanya batu nisan tua yang menancap di pusaranya.
Tidak ada bangunan atau pagar yang menandai kekeramatannya.
Rumput liar tumbuh subur menutupi permukaan lahan.
Meski namanya kurang populer, Mbah Busyro nyatanya telah melahirkan banyak tokoh pendekar, di antaranya pahlawan nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Bukan hanya memiliki kemampuan militer dan taktik perang, Soedirman rupanya juga membekali dirinya dengan ilmu bela diri dan spiritual.
Baca juga: KKP: Perikanan Budidaya Tumbuhkan Perekonomian Daerah di Banjarnegara
Untuk urusan itu, Jenderal Soedirman harus mengakui kehebatan Busyro Syuhada, jawara silat di zaman kolonial.
Hingga ia memutuskan pergi ke Banjarnegara untuk menemui sang jawara.
Jenderal Soedirman mendaftar sebagai murid di padepokan yang diasuh kiai Busyro.
Bangunan padepokan yang berada di sisi jalan nasional itu kini sudah tak berbekas.
Baca juga: Mentan SYL di Indonesia Food Summit 2021: Pertanian Adalah Tanggung Jawab Bersama
Lahan padepokan telah disulap menjadi Rumah Sakit Islam (RSI) Bawang, Banjarnegara.
Di padepokan itu, Soedirman bersama santri lainnya dari berbagai daerah digembleng dengan ilmu bela diri dan spiritual.