Pemberian literiasi perlindungan diri ditujukan agar si anak tidak mudah menjadi sasaran pelaku kejahatan seksual apa pun modusnya.
"Self protection ini bisa dengan memiliki kemampuan untuk memfilter perilaku orang sekitar, mampu menolak jika perilakunya menyimpang atau melakukan langkah-langkah antisipasi pencegahan jika berpotensi menjadi korban," ujar Susanto.
"Contoh saat anak digoda, dia menghindar, kasih tahu sama orangtua atau orang sekitar itu awal langkah yang baik," lanjut dia.
Sementara itu, organisasi nonprofit berfokus pada kehidupan anak-anak yang berbasis di New York, Child Mind Institute, menjelaskan upaya-upaya untuk mengedukasi anak memahami bagian tubuh yang boleh disentuh orang lain dan mana yang tidak.
Dilansir dari situs Child Mind Institute, ada 5 upaya untuk mengedukasi anak agar menjaga tubuhnya:
1. Membicarakan tentang bagian tubuh sejak dini
Pada tahap awal ini, kenalkan bagian tubuh dengan nama yang tepat dan istilah sebenarnya untuk bagian tubuh mereka.
Pada kasus tertentu, ketika Anda mengenalkan bagian sensitifnya, mereka menyebutnya "bagian bawah".
Mereka nyaman menggunakan istilah ini dan dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas terjadi.
2. Ajari anak bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi
Beri tahu anak bahwa mereka memiliki bagian tubuh yang privat.
Bagian ini tidak boleh dilihat semua orang.
Jelaskan juga bahwa ibu dan ayah mereka, misalnya, dapat melihat mereka tanpa busana.
Akan tetapi, orang-orang di luar rumah hanya boleh melihat mereka dengan pakaian lengkap.