"Itu kita kunjungi dan kita berikan pembelajaran, penjelasan, mengenai materi-materi," ujar Herawan.
Namun demikian, program kunjungan ke rumah-rumah siswa itu masih kurang efektif dan efisien.
Itu dikarenakan fasilitas yang tersedia di rumah para siswa masih sangat minim untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
"Tapi kunjungan itu kurang maksimal karena terkendala waktu dan sarana prasarana yang minim, tidak seperti di sekolah," jelas Herawan.
"Kalau di sekolah ada alat peraga, ada fasilitas-fasilitas yang bisa untuk membantu kegiatan belajar mengajar," sambung dia.
Sebenarnya masih banyak kendala lain yang dihadapi para guru SD Gumawangkidul selama penyelenggaraan PJJ.
Seperti masalah komunikasi dengan para siswa serta tugas-tugas sekolah yang tidak maksimal dikerjakan.
Herawan menyebut, bahkan ada siswanya yang tugas sekolahnya dikerjakan oleh orang tuanya.
"Kendala-kendala lain mungkin seperti tugas. Kadang ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas, atau ada beberapa siswa yang tugasnya dikerjakan oleh orang tua," tutur Herawan.
Berbagai kendala yang dialami membuat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan jadi tidak efektif dan efisien.
Atas dasar itu, para guru SD Gumawangkidul mendukung penuh keinginan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menggelar kembali pembelajaran tatap muka.
"Sebagai seorang guru kami sangat menyambut positif keinginan Menteri Nadiem menggelar kembali pembelajaran tatap muka. Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh guru, siswa, dan orang tua atau wali murid," pungkas Herawan.