Fasilitasi yang dimaksud adalah terkait perlindungan hukum, sosial dan ekonomi PMI yang akan berangkat. Berdasarkan data terakhir April 2021, sudah ada 230 orang PMI yang berangkat.
"Yang sudah berangkat sebanyak 230 orang, tapi yang mau berangkat banyak. Hanya saja kita tidak bisa pastikan, karena yang mau berangkat belum tentu berangkat. Tapi yang 230 ini sudah pasti berangkat, karena sudah ada panggilan kerja dari tempat tujuannya," ujar Gung Jagadhita.
Gung Jagadhita memastikan, sejauh ini tidak ada PMI asal Gianyar yang berangkat ke luar negeri secara ilegal.
Sebab selama ini, warga Gianyar di luar negeri bekerja di sektor formal. Meski demikian, pihaknya pun tetap melakukan pengawasan agar tidak ada yang berangkat secara ilegal.
"Di Gianyar, belum ada pergerakan PMI illegal karena PMI asal Kabupaten Gianyar yang bekerja di luar negeri, mereka bekerja di sektor formal. Tapi tetap kita pantau," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Disperinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga didampingi stafnya mengakui sudah ada warga Badung yang bekerja keluar negeri. Kendati demikian pihaknya tidak mencatat secara detail warga tersebut.
"Kalau kami sebenarnya mengurus terkait perpanjangan paspor. Namun memang ada yang mengaku akan kerja di luar negeri seperti berkerja di kapal pesiar," ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis.
Dirinya mengaku, dari data yang di terimanya dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Denpasar ada 97 orang yang sudah berangkat untuk kerja di kapal pesiar.
"Itu data yang kami terima sampai April. Untuk Mei mungkin masih direkap oleh pihak BNP2TKI. Kami tidak menangani langsung jadi sesuai laporan yang kami terima saja," jelasnya.
Kendati demikian pihaknya mengaku dari beberapa PMI yang ditanya saat melakukan perpanjangan paspor, mereka memang mau berangkat untuk bekerja di kapal pesiar. Hanya saja waktu keberangkatannya belum pasti, melihat trend virus di negara yang dituju.
"Ada yang mengaku berangkat, namun belum pasti karena melihat situasi katanya. Namun dari data ada sebanyak 48 orang yang sudah memperpanjang paspor," ungkapnya.
Perpanjangan paspor dilakukan untuk jaga-jaga agar persyaratan untuk bekerja di kapal pesiar lengkap. "Untuk kerjanya mungkin mereka menggunakan agen swasta. Tapi untuk lebih lengkapnya lebih baik konfirmasi ke BNP2TKI yang di Denpasar," sarannya.
Lebih lanjut pihaknya berharap masyarakat yang bekerja keluar negeri diharapkan tetap waspada akan virus Covid-19 tersebut. Sehingga kesehatan dan keselamatan tetap terjaga.
"Untuk total PMI yang ada di Badung juga kami belum tahu pasti berapa. Mungkin sampai ribuan, karena data lengkap ada di BNP2TKI," katanya. (mpa/mit/weg/gus/gil)