Alasan kuat mengapa mau mencarikan bed, karena dirinya pernah merasakan menjadi penyintas COVID-19.
"Takutnya (pasien) tambah parah atau bahkan meninggal dunia. Pokoknya, begitu ada rumah sakit rujukan, saya langsung akan berangkat mengantarkan," ujar dia.
Upaya mencari RS rujukan ini dimulai sejak pukul 15.00 WIB.
Aziz mengaku sudah sangat terbiasa mengantar pasien COVID-19.
Bahkan, sudah dilakukan sejak awal pandemi melanda.
Menurut dia, baru kali ini merasakan kondisi yang sangat crowded.
Sore itu, jarum jam terus berganti.
Aziz berpacu dengan waktu.
Upaya mencari bed rujukan dengan melobi sejumlah RS terus dilakukan lewat Puskesmas.
Setelah memakai APD selama enam jam, dan terus melaporkan ke sejumlah pihak, kabar baik itu akhirnya datang.
Aziz mengatakan, seorang pejabat di Dinas Kesehatan melaporkan kejadian yang terjadi itu ke PJ RSUP Sardjito.
Ia mengaku, awalnya sudah menghubungi RSUP Sardjito namun kondisi di sana memang penuh.
Dengan pertimbangan kondisi si pasien, akhirnya satu-satunya cara bagaimana caranya "diseselke" di RSUP Sardjito.
"Intinya diseselke di sana," kata dia.
Baca juga: Covid-19 di UNS Solo: 3 Dosen Meninggal, Kampus Lockdown, Hampir Setiap Fakultas Ada Kasus Positif