"Sekitar tiga hari itu mulai memar," ujarnya sambil memegang tulang lunak di bawah hidungnya.
Hal itu kemudian membuatnya bertanya kepada perawat, khawatir terjadi sesuatu pada hidung anaknya.
Pasalnya, ia melihat tulang lunak di bawah hidungnya itu mulai tertarik keluar.
Ia menegaskan, saat pemasangan sipet dokter anak yang menangani tidak ada di ruangan bersamanya.
Baca juga: Janin Bayi dalam Kaleng Biskuit Gegerkan Pemalang
Kata Pihak Rumah Sakit
Dilansir TribunnewsSultra.com, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik.
Pihaknya menyebut, kondisi hidung tanpa tulang yang dialami seorang bayi MZA bulan adalah efek pemasangan alat bantu napas.
Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari, menjelaskan pertama kali mendapat keluhan keluarga pasien, Senin (7/6/2021) lalu.
"Setelah itu kami tindak lanjuti dengan coba menghubungkan keluarga dengan dokter dan perawat terkait," kata Dyah saat menggelar konferensi pers, Rabu (9/6/2021).
Saat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Konawe, pasien dalam keadaan sesak berat.
"Untuk penanganan pertama dipasang selang oksigen yang menggunakan selang biasa itu, ternyata kondisi pasien tidak membaik," lanjut Dyah.
Keluarga pasien kemudian disarankan untuk penggunaan alat bantu napas (Sipet).
Pasalnya, jika tidak menggunakan alat bantu, kondisi pasien bisa bertambah buruk.
"Namun, kerugiannya alat ini tekanannya tinggi karena untuk mensuplai paru-paru juga otak, jadi efek sampingnya mulai ada gangguan di paru-paru, kemudian minimal luka di hidung," ujar Dyah.