Saya bilang ke anak, si mamah sudah enggak ada," kata Agus yang berprofesi sebagai penjual baso tahu ini.
Saat itu, di titik jalan yang ditutup, sepenglihatannya tidak ada petugas yang menjaga.
Baca juga: Terapkan Aturan untuk Kurangi Covid-19, Inggris Punya Daftar Negara Red, Amber dan Green List
Sehingga, dia dan sopir taksi online itu tidak bisa berbuat banyak selain memutar haluan.
"Kalau ambulan mah kan ada sirinenya, bisa ngebut, kalau kemarin kan pakai driver online.
Saya sampai terharu sama driver onlinenya, nganter kemana-mana bahkan sampai diantar ke rumah, saya bayar ongkosnya tidak diterima," ucap Agus.
Saat itu, di tengah kekalutan, dia berserah diri dan pasrah.
"Saat di mobil saya berpikir, kalau sudah waktunya, karena penyakit dan sehat hanya punya Allah, berarti sampai disini sehatnya, sampai disini usianya," ujar dia.
Sekira pukul 16.00, Kokom penjual nasi kuning dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Nagrog. (Cipta Permana)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Saat Kritis, Penjual Nasi Kuning di Bandung Meninggal di Taksi Online, Datangi Dua RS Tapi Penuh