Kemudian, setelah dirawat di rumah sakit selama lima hari, sang kakek memaksa untuk pulang ke Tasikmalaya karena dirawat dirumah saja.
Hal itu lantaran sang kakek merasa stres, terkurung sendiri di dalam ruangan dan tidak bisa menemui keluarganya.
Terlebih, sang kakek yang terbiasa beribadah dan leluasa ke kamar mandi pun merasa kesulitan saat harus berada di ranjang saja.
Padahal, kala itu kondisi kakek sedang tidak baik karena saturasi oksigennya terus menurun.
Namun, setelah mendapat persetujuan dari pihak rumah sakit, akhirnya kakek Syarief diizinkan pulang.
Setelah itu, sang kakek dirawat di Bandung, tepatnya dirumah salah satu cucunya yang merupakan dokter.
"Kakek saya ditangani dengan semestinya, setiap hari di cek tekanan darah, suhu, dan saturasi."
"Kebetulan sepupu saya dokter dan dia bertugas mengurusi pasien isoman, jadi sudah punya pengalaman menangani pasien Covid-19," ujar Adit.
Kemudian, setelah dirawat oleh keluarga sendiri, sang kakek justru lebih bersemangat untuk sembuh.
Terbukti, dalam hitungan beberapa minggu saja, kondisi sang kakek sudah berangsur pulih.
Baca juga: Pemerintah Tambah 2.000 Tempat Tidur Perawatan untuk Pasien Covid-19 Gejala Sedang
Baca juga: 20 Ribu Perawat dan 2 Ribu Dokter Baru Lulus Diterjunkan Tangani Pandemi Covid-19
"Karena dia ngga nganggap diri dia sakit walaupun tahu diri terkena Covid-19, jadi pengen berasa sembuh aja," terang pria yang berprofesi sebagai enterpreneur ini.
Kini, kondisi kakek Syarief sudah membaik dan mulai beraktivitas seperti biasa.
Bahkan, lanjut Adit, kakek Syarief mulai kembali rutin berpuasa.
Namun, Adit menuturkan, kakek Syarief masih tetap menjalani fisioterapi untuk menyehatkan paru-parunya yang sudah terkena dampak akibat Covid-19.
(Tribunnews.com/Maliana)