"Saya menolak menandatangani dokumen itu, sebab saya yakin akan berakibat buruk pada anak saya," ungkapnya.
"Mereka berupaya agar saya menandatangani dokumen yang disodorkan, tetapi saya tolak."
"Bahkan, saat saya mau pulang dan menuruni tangga Polda Sulut, saya masih diminta untuk tanda tangan," papar Kenly.
Kekhawatiran Kenly akhirnya terjadi. Saat pengumuman susulan, nama anaknya Rafael Malalangi sudah tidak ada lagi dalam daftar.
"Saya kecewa, sedih, mengapa ini bisa terjadi?" katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul SOSOK Rafael Malalangi, Pemuda yang Gagal jadi Bintara karena Namanya Hilang dari Daftar Kelulusan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Igman Ibrahim/Sri Juliati, WartaKota/Budi Sam Law Malau, Kompas.com/Skivo Marcelino Mandey/Rindi Nuris Velarosdela)