TRIBUNNEWS.COM – Warga tepi Sungai Ciliwung, tepatnya di RT 08/001 Kelurahan Pengadegan, telah membangun instalasi 200 lubang hidroponik dan 1.000 ikan air tawar.
Kegiatan itu sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kewirausahaan lokal secara berkelanjutan.
Saparno, warga sekitar, yang dinilai berpengalaman bercocok tangan dengan teknik hidroponok dan aquaponik dilibatkan.
Ia menjadi pembimbing warga lainnya agar dapat mengembangkan tanaman hidroponik di wilayah tersebut.
Baca juga: Penuhi Standar Kerja, BAT Indonesia Fokus Kembangkan SDM
Baca juga: Danareksa Perkuat Pemberdayaan SDM Lewat Learning Institute
Jadi, instalasi tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar dengan arahan dari Saparno. Hasilnya pun kelak dinikmati masyarakat.
Program Kampung Hidroponik Pengadegan tersebut merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Corporate Social Contribution (CSC) Korindo Group yang menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal.
“Hal ini menjadi penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kewirausahaan lokal secara berkelanjutan,” kata Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo Seo Jeongsik.
Dalam mengimplementasikan CSC, Korindo Group juga mengedepankan aspek kemitraan, partisipasi komunitas dan tujuan bersama untuk mencapai kemajuan serta kesejahteraan.
Nilai-nilai ini tergambarkan dalam program Hutan Kota Korindo yang dibangun di area Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 2019.
Selama tiga tahun, Yayasan Korindo bertanggung jawab dalam pengelolaan hutan kota yang turut memberdayakan masyarakat setempat.
Selanjutnya, pengelolaan akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor pada November 2022 yang dapat dimanfaatkan sebagai area penghijauan maupun rekreasi.
Setelah sukses mengembangkan Hutan Kota Pakansari, program penghijauan Yayasan Korindo juga meluas ke daerah lain.
Baca juga: Ciptakan SDM Industri Otomotif Berkualitas, Kolaborasi Banyak Pihak Dibangun Kemenperin
Lahan bekas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, akan ‘disulap’ menjadi area terbuka hijau.
Program berkelanjutan skala masif juga sudah diterapkan di Bukit Gendol, Wonogiri, Jawa Tengah.
Pada 2015, Korindo bersama pemangku kepentingan terkait menanam 7 ribu bibit pohon beringin dan tanaman buah-buahan seperti alpukat dan durian.
Korindo Group terinspirasi dari Mbah Sadiman, pria paruh baya yang telah menanam ribuan pohon di Bukit Gendol sejak 1995.
Kontribusinya kini sudah membuahkan hasil. Lebih dari 600 warga Desa Geneng, lokasi Bukit Gendol berada, dapat mengakses air bersih tanpa takut kekeringan.
Jangkauan CSC Korindo Group tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), Korindo bersama dengan Forest for Life Indonesia (FFLI) dan Pemerintah Provinsi NTB mengembangkan black soldier fly (tentara larva hitam) untuk teknologi biokonversi dalam pengelolaan sampah organik.
Hasil keuntungannya dikembalikan untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan warga lokal.
“Sebab, Korindo Group ingin lebih dari sekadar bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan CSR-nya. Kami ingin memberikan kontribusi,” tutur Seo.