Dalam kejadian tersebut ada 2 petani warga Kabupaten Majalengka yang meninggal dengan kondisi mengenaskan seusai dibacok.
AKBP M Lukman Syarif mengatakan, dari keterangan para saksi, kejadian tersebut tidak disangka-sangka.
Peristiwa tersebut pun sebenarnya tidak perlu terjadi, para petani penggarap lahan itu diketahui juga tidak tahu apa-apa.
Baca juga: Komnas HAM Papua: Penyerangan Nakes di Kiwirok Mencirikan Aksi Teroris
Hanya saja, ada yang memprovokasi hingga terjadilah kejadian penyerangan tersebut.
"Begitu mereka bertemu di lahan tebu, kemudian ada yang memprovokasi, kira-kira seperti itu," ujar dia.
Bupati Majalengka turun tangan
Bupati Majalengka Karna Sobahi mendatangi langsung rumah para korban yang meninggal dunia akibat peristiwa perselisihan lahan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Selasa (5/10/2021).
Pantauan Tribun, Bupati langsung disambut para keluarga baik keluarga Yayan warga Desa Jatiraga maupun Suhenda warga Desa Sumber Kulon dari kecamatan yang sama.
Terkhusus di rumah duka saudara Suhenda, orang nomor satu di Majalengka ini langsung menyalami istri korban, Nani (26).
Bukan tanpa alasan, Karna tak menyangka korban meninggalkan istri yang saat ini sedang mengandung anak keduanya, usia kandungannya 7 bulan.
Sontak, Karna tak luput merasakan kesedihan yang mendalam dan mengajak Nani untuk tegar menerima kenyataan yang sedang dialami saat ini.
"Saya tentunya turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas peristiwa yang kita semua tidak menginginkan. Semoga keluarga bisa tabah, tegar, selalu bertawakal," ujar Karna saat memberi bantuan yang langsung diterima istri korban, Selasa (5/10/2021).
Selain berbelasungkawa, Karna pun meminta kepada PG Jatitujuh selaku pemilik lahan kawasan tebu untuk memberikan perhatiannya kepada keluarga korban.
Baik memperhatikan secara moril, materi maupun lainnya.