"Dia cuma tinggal berdua dengan neneknya. Kurang kasih sayang orang tua, makanya si anak jadi seperti itu," tambahnya.
Ia menambahkan, selain dari kekurangan kasih sayang orang tua.
H juga menjadi korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya di sekolah.
"Di sekolah pertama dia jadi korban bullying, kemudian minta pindah. Sekarang sudah di sekolah yang baru," ujar Etik.
Menurut Etik, perundungan memang berdampak pada psikologis anak.
Si anak jadi trauma, ketakutan, dan akhirnya mencari pelampiasan pada orang lain, yakni orang terdekatnya.
Dalam hal ini adalah si nenek yang berinisial S.
Etik menambahkan, setelah videonya viral, H jadi trauma.
Dan pihaknya akan mengupayakan langkah-langkah pendampingan untuk memulihkan kondisi psikisnya.
"Senin besok (1/11/2021) akan kami datangkan orang tuanya, karena ortunya tidak bersama anak. Kami mediasi dulu, nanti hasilnya seperti apa.
Kalau memang sudah tidak sanggup, nanti Dinsos segera bergerak untuk menitipkan dia ke panti rehabilitasi sosial," terang Etik.
Ia mengatakan, ibu kandung H saat ini bekerja di Semarang.
Sedangkan ayah kandungnya tinggal di Pucakwangi, Pati.
Baca juga: Terbangun Lalu Pergi Kencing, Bocah SD Tak Kunjung Kembali, Pembunuhnya Sempat Melayat ke Pemakaman
Untuk diketahui, dalam video yang viral, narasi yang ada menyebutkan bahwa alasan H menganiaya neneknya ialah karena si nenek hendak menjual laptopnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.