TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Dusun Kamar A, Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang Jawa Timur merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).
Namun, karena Jembatan Piket Nol terputus saat bencana alam terjadi, membuat tim penyelemat mengevakuasi warga yang berada di lereng Gunung Semeru. Padahal saat ini sebagaian besar warga Desa Curah Kobokan terjebak tak bisa menyelamatkan diri.
Baca juga: Erupsi Tak Terpantau Karena Tertutup Kabut, Tak Ada Alat Deteksi Dini di Lereng Gunung Semeru
Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengatakan, skenario evakuasi akan melibatkan personel BPBD dari Malang.
"Hari ini (5/12) Bu Khofifah (Gubernur Jatim) naik helikopter dari Pasirian menuju Curah Kobokan. Semalam, Pak Sekda Lumajang berangkat ke malang untuk back up yang di pronojiwo. BPBD Malang, Kediri sudah bergerak ke lokasi untuk mengirim logistik ada di sana," katanya.
Joko menggambarkan, kondisi medan di sana sangat sulit. Sebab, setelah diguyur abu vulkanik terjadi hujan. Sehingga menjadi jalan di sana licin. Bahkan, endapan sedimentasi lahar ketinggiannya hampir menutupi rumah warga.
Baca juga: Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat
"Setelah saya komunikasi dengan tim di sana mobil 4x4 susah, bahkan dua kilo ke lokasi trail juga mundur," pungkasnya.