Faktanya, memang Wagiman seorang yang taat ibadah dan dermawan.
Ia tak segan membantu para tetangga yang membutuhkan, tanpa pamrih.
"Saya kerap baca surat yasin 3 kali tiap habis maghrib dan 21 kali surat Al Ikhlas. Salat lima waktu dijalankan."
"Tak lupa berbagi dengan tetangga tanpa mengharap imbalan. Kalau saya ada (rezeki) akan saya berikan. Tetangga saya anggap keluarga sendiri," ungkapnya.
Baca juga: Diduga Puluhan Armada Truk dan Penambang Pasir Tersapu dan Tertimbun Saat Gunung Semeru Erupsi
Tetangga Wagiman, Sugeng, membenarkan hal itu.
Menurutnya, Wagiman sosok yang rajin beribadah. Selain, itu Wagiman dikenal baik dengan tetangga.
"Pak Wagiman orangnya baik, suka berbagi dengan tetangga serta sopan," ujarnya.
Di sisi lain, saat Gunung Semeru mengeluarkan kepulan asap tebal ke udara Wagiman tengah beraktivitas mengambil kelapa dari pohonnya.
Dari atas pohon kelapa, Wagiman memandang jelas kepulan asap itu.
Kemudian, dia turun dan mengabarkannya kepada delapan anggota keluarganya di rumah.
Lantas, Wagiman dan keluarga menyelamatkan diri menjauh dari dusun.
Seluruh keluarganya selamat dari erupsi Gunung Semeru.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pengakuan Lengkap Pak Wagiman, Pemilik Rumah yang Utuh Saat Erupsi Gunung Semeru: Saya juga Heran
(Surya.co.id/Danendra Kusumawardana)