Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Gapura besi yang menjulang tinggi tampak berdiri kokoh di sebuah perkampungan, di tengah belantara.
Gapura dengan dominasi warna biru bertuliskan Kampung Berseri Astra itu menjadi pembeda di antara rimbunnya pepohonan.
Dengan tinggi lebih dari dua meter, gapura tersebut menjadi pintu masuk sebuah dusun bernama Kemuning.
Saat memasuki desa tersebut, berjejer bangunan rumah beratap genteng dengan halaman yang cukup luas.
Kesan perkampungan tradisional begitu kental terasa. Meski demikian, lingkungan perkampungan ini tertata rapi dan bersih, minim sampah.
Sekitar 400 meter dari gapura, melewati jalan cor beton pada sisi kanan-kirinya, bersemayamlah sebuah telaga seluas 1 hektare.
Dikelilingi pepohonan, suasana hening nan asri pun akan langsung menyapa bagi siapa saja yang datang ke telaga tersebut.
Sementara itu, di tepi telaga, tampak sejumlah orang beraktivitas memasang lampu tenaga surya.
Di antara mereka, ada seorang ayah dan anak yang tengah bercakap-cakap.
Raut bahagia dan senyum seakan tak henti ditebar keduanya.
Siapa sangka, di balik senyum sumringah tersebut, ada usaha dan kerja keras yang telah mereka lakukan bersama sejumlah warga lain.
Mereka adalah Suhardi (47) dan Galuh Rakasiwi (21), dua sosok yang menjadi tokoh penggerak Dusun Kemuning.
Tak ada yang menyangka pula, Galuh sebenarnya pernah merasa malu untuk mengaku sebagai warga Dusun Kemuning.