Sementara jika dihitung per kilo harga yang semula Rp25.000 menjadi Rp30.000.
Menurut Asep, ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab tingginya harga telur ayam. Satu di antaranya adalah permintaan pasar yang sangat tinggi menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Selain itu, beberapa waktu terakhir ini produksi telur ayam juga menurun ditambah dengan harga pakan ayam yang meningkat," ucapnya.
Bahkan, faktor cuaca yang kurang baik juga membuat jalur distribusi telur ayam tergganggu.
"Kami belum tahu sampai kapan harganya akan begini, karena belum ada jawaban dari pihak distributor," ujarnya.
Buruknya lagi, kata Asep pihaknya tidak bisa menjanjikan pengadaan operasi pasar ataupun bazar sembako murah.
"Di kondisi menjelang akhir tahun ini, dari bulognya belum menyanggupi, sedangkan kalau program pemerintah daerah sudah selesai dilakukan saat hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha," katanya.
Sementara Bupati Bangka Mulkan juga menegaskan bahwa cuaca ekstrem adalah salah satu faktor penyebab utama harga telur ayam menjadi naik.
"Telur kan sangat rentan pengirimannya, karena ketika gelombang sedang tinggi menyebabkan banyak telur yang menjadi rusak dan pecah," ujar Mulkan.
Oleh karena itu, wajar saja jika para distributor tidak ingin mengambil risiko untuk menyuplai telur ayam.
Selain itu, tingginya curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini mempengaruhi kondisi kesehatan ayam peternak.
"Ayam ternak itu kan harus berada di suhu yang stabil dan cenderung panas, sementara saat ini cuaca kita cukup dingin sehingga produktivitas ayam petelur menjadi terpengaruhi,” ujar Mulkan. (u1/u2)