TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pelawak yang berperan sebagai Gareng dalam Punakawan ini menjawab satu pertanyaan dengan cerita panjang diselipkan lelucon khas Gareng.
Sumar Bagyo warga Pedurungan Lor, Kota Semarang selalu bisa melawak dengan guyonan segar menjawab pertanyaan yang mendadak, tanpa skenario sebelumnya.
Ayah dua putri ini asli badannya juga kurus seperti sosok Gareng dalam Wayang Orang. Makeup dandanannya juga seperti tokoh Gareng dalam wayang kulit.
Dia dandan sendiri butuh waktu sekitar 10 menit untuk menjadi Gareng. Pensiunan PNS Dinas P&K ini menjawab pertanyaan campur guyon. Berikut lanjutan petikan wawancaranya.
Dulu pernah diisukan meninggal dunia, apa tanggapan Kang Gareng?
Iya memang pernah begitu. Sampai jeleh (bosan) menjawab konfirmasi. Ini saya Gareng Semarang masih hidup. Pembaca mengira yang meninggal saya.
Padahal yang meninggal Gareng Salatiga. Kan ada Gareng Semarang, Gareng Salatiga, Boyolali, Sragen, Madiun dan lain-lain. Ya monggo saja.
Kalau saya dikenal sebagai Gareng Semarang atau Bagyo Gareng. Nanti saya dirikan PGRI, yaitu Paguyuban Gareng Republik Indonesia, hahaha.
Mas Gareng masih gabung WO Ngesti Pandawa?
Iya kalau tampil iya masih gabung. Tiap malam Minggu Ngesti Pandawa masih main. Tapi selama pandemi prei semua.
Untuk ke depannya sudah mendapatkan izin pementasan apa belum, saya kurang tahu karena saya bukan pengurus.
Ada anggaran dari Pemda?
Kalau tentang anggaran dari pemerintah sebetulnya secara tidak langsung sudah mendapat bantuan, tapi namanya manusia kan kepenginnya lebih dari itu.
Kalau saya pribadi berpikir alangkah baiknya Ngesti Pandawa mendapatkan APBD dari pemerintah kota maupun provinsi, kalau memang itu diakui menjadi aset Jawa Tengah.