Konon Batara Kala meminta makanan yang berwujud manusia kepada Batara Guru. Batara Guru pun mengizinkan dengan syarat manusia yang ia makan adalah wong sukerta.
Diketahui, Wong Sukerta adalah orang-orang yang mendapat kesialan, contohnya anak tunggal.
Sehingga setiap anak tunggal harus diruwat agar terhindar dari malapetaka dan kesialan.
Selain itu, sesajen yang digunakan dalam Ruwatan tidak hanya berupa makanan, tetapi ada juga benda-benda lain, seperti bunga, padi, kain, dan masih banyak lagi lainnya.
Baca juga: Seorang Pria Tewas di Makam Keramat Tulungagung, Ditemukan Bekas Sesajen di Dekat Korban
Lalu apa sih makna ruwatan?
Tradisi ruwatan yakni meminta dengan sepenuh hati agar orang yang diruwat dapat lepas dari petaka dan memperoleh keselamatan.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral Sesajen Tradisi Ruwatan di Gunung Semeru Ditendang, Ternyata Ini Makna dan Asal-usulnya