Setiap ada kesempatan untuk menambah pemasukan, kerja serabutan pun ia lakukan.
"Kalau dulu masih tahun 86-an saya dapat upah Rp 11.000. Itu dengan bos yang pertama. Kalau sekarang semuanya kan sudah mahal, jadi tidak bisa hanya mengandalkan gaji," terangnya.
Kesedihan Warsidi tak hanya melihat nasibnya, juga melihat taman buaya yang kini sepi pengunjung.
Sepinya pemasukan membuat taman buaya bak terbengkalai.
Buaya pun tampak kurus kekurangan makanan.
Terkadang dirinya mengingat amanat untuknya, namun terbentur oleh keadaan.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Warsidi Pasrah Digaji Rp 400.000 per Minggu demi Menjaga Amanat Mengurusi Buaya