“Itu sementara. Kalau besok ada perkembangan, saya akan informasikan,” ujarnya.
Janji Subsidi
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mendistribusikan minyak goreng subsidi yang dibanderol Rp 14.000 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, harga tersebut akan berlaku selama 6 bulan ke depan dan akan diperpanjang.
"Harga sudah dipatok Rp 14.000 per liter untuk 6 bulan dan dapat diperpanjang," ujarnya.
Oke menuturkan, ada 1,2 miliar liter minyak goreng subsidi yang akan diedarkan nantinya.
Penyalurannya pun, dijelaskan dia, akan dilakukan melalui pengecer di pasar rakyat, pasar modern maupun e-commerce.
"Jadi siapa pun boleh, mau e-commerce, pasar tradisional atau siapa pun berhak," kata Oke.
Diketahui sebelumnya, belakangan ini harga minyak goreng sedang mahal-mahalnya. Mengutip laman Pusat Informasi Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Sabtu (8/1) lalu, harga minyak goreng dijual di kisaran Rp 19.000 per kg sampai dengan Rp 24.000.
Di Gorontalo, harga minyak goreng bahkan menembus Rp 26.350 per kilogram.
Adapun kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi 1.340 dolar AS per metrik ton (MT).
Menyikapi melonjaknya harga sejumlah komoditas bahan pokok di Bali khususnya minyak goreng dan gula, operasi pasar mulai gencar dilakukan instansi pemangku kepentingan terkait untuk meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga pasar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali bersama Bulog dan Polda Bali menggelar operasi pasar murah di Pasar Kreneng Kota Denpasar, Kamis (13/1).
"Operasi pasar ini untuk menjaga harga tetap stabil di masyarakat, khususnya sampai di tingkat konsumen. Harapannya, khususnya komoditi minyak goreng dan gula yang mulai naik harganya, dapat stabil kembali," kata Manajer Bisnis Perum Bulog Kanwil Bali Muhammad Husin SH MH di sela kegiatan operasi pasar murah.