Akibat dari kejadian tersebut, tubuh korban mengalami luka-luka robekan di bagian tubuhnya.
BKSDA Sumsel turun ke lapangan
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa korban.
"Saya pribadi turut berbela sungkawa terhadap musibah yang menimpa korban. Kami selaku pihak BKSDA prihatin dengan kejadian-kejadian seperti itu yang terus ada setiap tahun," ungkap Ujang.
Diminta untuk ke depannya seluruh lapisan masyarakat dapat lebih berhati-hati saat beraktivitas di alam terbuka.
"Kenali musim-musim bertelur yang membuat buaya biasanya lebih aktif. Masyarakat kurangilah aktivitas pada malam hari di sungai atau sekitar habitat buaya,"
"Untuk saat ini warga jangan berenang dulu di sungai, terlalu berisiko," tuturnya.
Baca juga: Kakek 64 Tahun Asal Pandeglang Diterkam Buaya di Sungai Ciletuk, Selamat Setelah Melawan Pakai Golok
Menurut Ujang, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan namun hal tersebut membutuhkan peran dari semua pihak.
"Supaya pesan tersampaikan kita lakukan sosialisasi dan penyadaran masyarakat, perbanyak papan-papan informasi,"
"Perusahaan harus memasang papan-papan peringatan agar menjadi kewaspadaan masyarakat, serta menambah penerangan malam hari di pemukiman-pemukiman yang dekat habitat atau badan sungai," terang Ujang.
Saat ditanya mengenai rencana pemindahan buaya yang telah menerkam korban, Ujang mengatakan jika akan mempertimbangkannya terlebih dahulu.
"Kalau disitu memang habitatnya, kenapa harus dipindah,"
"Tapi dalam waktu dekat ini kita pantau dulu, kami akan memerintahkan petugas untuk melakukan pengecekan ke lapangan," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Buaya Santap Warga OKI, Kemunculan Buaya Dianalisis karena Ulah Manusia Rusak Habitat Buaya
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunSumsel.com/Winando Davinchi)
Berita lainnya seputar warga tewas diterkam buaya.